Sering diperingati setiap awal Mei, hari buruh memiliki sejarah panjang
Setiap tanggal 1 Mei, seluruh dunia memperingati hari buruh atau May Day. Hari buruh telah diinisiasi kurang lebih 130 tahun yang lalu.
Berawal pada tahun 1986, terdapat aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh serikat buruh di Amerika Serikat, aksi tersebut menuntut pemberlakuan sistem kerja 8 jam per hari.
Hal ini didasari karena pada saat itu jam kerja terbilang tidak wajar, pada saat itu para pemilik modal menuntut para buruh agar kerja 16 jam per harinya.
Demonstrasi yang kemudian menjadi cikal bakal hari buruh tersebut melibatkan ratusan ribu buruh, para buruh juga melakukan kegiatan mogok kerja sebagai bentuk penolakan sistem kerja yang tidak manusiawi.
Aksi tersebut ternyata berlangsung hingga beberapa hari. Majalah Time mengabarkan pada tanggal 4 Mei masih berlangsung aksi orasi yang dilakukan oleh beberapa aktivis secara bergantian di Alun-alun Haymarket, Chicago.
Sehari sebelumnya, tepatnya pada tanggal 3 Mei terdapat sebuah insiden yang menewaskan seorang buruh, dan melukai beberapa demonstran yang disebabkan oleh percobaan pembubaran yang dilakukan oleh kepolisian setempat.
Keesokan harinya, unjuk rasa kembali terjadi, yang kemudian dihadiri oleh Walikota Chicago pada saat itu, yakni Carter Harrison.
Setelah sebagian demonstran dan Harrison pergi, sebuah bom dilemparkan oleh seseorang yang tidak dikenal. Mengetahui hal itu kepolisian merespons dengan cara menembak acak kerumunan demonstran, yang mengakibatkan kericuhan.
Akibat peristiwa tersebut, ratusan demonstran mengalami luka-luka dan menewaskan beberapa orang. Sementara itu di kubu aparat tercatat tujuh korban jiwa serta 67 polisi luka-luka.
Peristiwa kelam tersebut dikenal dengan nama Insiden Haymarket atau Kerusuhan Haymarket.
Tiga tahun kemudian, Konferensi Internasional Sosialis menetapkan peristiwa yang bermula pada tanggal 1 Mei, dan melibatkan aksi demonstrasi besar-besaran tersebut menjadi Hari Buruh Internasional.