Kawula Muda, jangan lengah dan terus terapkan protokol kesehatan ya!
Kementerian Kesehatan menemukan satu kasus corona Eek atau E484K dari Jepang di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa ini adalah kasus pertama dari varian E484K dan sampai saat ini masih dilakukan pelacakan kasus kontak terhadap pasien.
Nadia mendapatkan laporan kasus tersebut dari GISAID, lembaga pemantau dan pelapor hasil pemeriksaan genome sequencing untuk melacak mutasi corona.
“Itu sebelumnya memang ada di Inggris juga tapi ada juga di Brasil dan belakangan muncul di Jepang ada 10 kasus. Cuma di Indonesia baru satu ditemukan mutasi Eek itu,” ujar Nadia kepada CNNIndonesia.com
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa dengan munculnya mutasi corona di Indonesia, pemerintah harus lebih menegaskan penerapan protokol kesehatan dan penanganan pandemi karena dengan ditemukannya mutasi ini, penanganan pandemi tidak hanya didorong dengan lokasi mutasi tetapi merata di seluruh daerah di Indonesia.
Munculnya kasus varian E484K di Indonesia ini sebelumnya telah diperhatikan oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak lengah dan terus menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).
Perlu diketahui, bahwa mutasi E484K sebenarnya bukanlah sebuah varian virus Corona melainkan mutasi yang terjadi di virus Corona. Varian ini memungkinkan terbentuknya kombinasi dengan mutasi lain yang dikhawatirkannya membuat menurunnya efektivitas vaksin Corona.