Kawula Muda, pasangan suami istri Kanye West dan Kim Kardashian menunjukkan aksi kepedulian terkait isu rasialis yang tengah merebak di Amerika Serikat.
Musisi Kanye West (42) tak banyak bicara dan tidak mengunggah protes lewat media sosial terkait kasus rasialis yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini. Dia juga tidak terlihat aktif dalam gerakan Black Lives Matter. Tetapi, dia tak tinggal diam.
Suami pesohor Kim Kardashian itu melakukan donasi dengan memberikan dana kuliah untuk Gianna Floyd, anak dari korban rasisme, George Floyd.
George Floyd meninggal dunia pada 25 Mei 2020 karena lehernya ditindih oleh polisi Minneapolis, Derek Chauvin. Chauvin dan tiga polisi yang terlibat insiden ini sudah dipecat dan ditangkap, serta jadi terpidana kasus penganiayaan.
Tak hanya menyiapkan dana kuliah buat Gianna yang masih berusia 6 tahun, Kanye juga mendonasikan 2 juta dolar AS atau hampir Rp 28 miliar ke badan amal, terkait kematian Floyd, Ahmaud Arbery, dan Breonna Taylor akibat rasisme pihak kepolisian.
Sumbangan itu juga termasuk biaya hukum untuk keluarga Arbery dan Taylor. Kedua korban ini tewas di tangan oknum polisi. Arbery ditembak saat joging pada Februari 2020, sementara Taylor tewas terbunuh di rumahnya sendiri pada Maret 2020.
Penyanyi I Love It juga akan memberikan kontribusi dalam menghadapi rasisme untuk kampung halamannya, Chicago, dengan menyumbangkan dana bagi warga kulit hitam yang usahanya mengalami krisis.
Sama hanya dengan Kanye, sang istri yang aktif mengikuti gerakan di media sosial juga ikut menyumbangkan dana dari beberapa perusahaannya, Skims, KKW Beauty, dan Fragrance. Donasi diberikan ke organisasi yang fokus untuk melakukan perubahan dan berjuang untuk lepas dari ketidakadilan.
Dia bahkan meminta para follower di akun instagramnya, @kimkardashian, untuk bergabung dalam gerakan ini.
“Tim saya dan saya berdiri dalam solidaritas agar suara mereka bisa didengar dalam perang melawan rasisme yang sistematik,” tulis Kim.
Sebelumnya, bintang Keeping Up With the Kardashians ini juga mengungkapkan kemarahan atas tragedi yang menimpa George Floyd. Dia mengaku merasa marah dan jijik melihat kejadian seperti ini terus berulang.
“Saya lelah patah hati karena saya seperti melihat ibu, ayah, saudara perempuan, saudara laki-laki, dan anak menderita karena orang yang mereka cintai dibunuh atau dikurung secara tidak adil, karena hanya berkulit hitam,” tulisnya saat itu.