Hai Kawula Muda, meski banyak keprihatinan, ternyata ada efek-efek baik akibat pandemic Covid-19.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia berawal dari konferensi besar pertama kali tentang isu-isu lingkungan yang diadakan pada 5-16 Juni 1972 di Stockholm, Swedia. Kemudian pada 15 Desember 1972, Majelis Umum PBB membuat resolusi yang menetapkan 5 juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Melansir laman United Nation, tema tahun ini adalah biodiversity atau keanekaragaman hayati, yakni pondasi yang mendukung semua kehidupan di darat dan di bawah air.
Hal ini memengaruhi setiap aspek kesehatan manusia. Misalnya, soal udara, air bersih, makanan bergizi, pemahaman ilmiah, sumber obat, ketahanan terhadap penyakit alami, dan mitigasi perubahan iklim.
Munculnya virus corona dinilai telah menegaskan fakta bahwa ketika manusia menghancurkan keanekaragaman hayati, juga akan menghancurkan pendukung kehidupan manusia.
Sekitar 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia adalah zoonosis, artinya ditularkan dari hewan kepada manusia.
Kado manis beberapa bulan terakhir
Hanya dalam hitungan bulan, dunia seolah berubah. Jalanan lengang, perekomian krisis, pariwisata dan hiburan dipaksa mati. Di seluruh dunia penerbangan dibatalkan atau dibekukan. Semua orang diperintahkan untuk di rumah saja atau bekerja dari rumah saja.
Semua demi mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun di balik itu, ternyata ada perubahan yang manis bagi bumi dan lingkungan.
1.Tingkat polusi menurun drastis
Beberapa waktu setelah corona mewabah di China, sebuah foto satelit NASA memperlihatkan polusi di China merosot dratis. Tingkat emisi berkurang 25% di awal tahun, ketika orang-orang diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Pabrik-pabrik tutup dan penggunaan batu bara di enam pembangkit listrik terbesar China merosot hingga 40%, menurut Kementrian Ekologi dan Lingkungan China.
Sementara itu, sesaat setelah virus corona sudah menjadi pandemi, tingkat polusi udara di New York berkurang nyaris sebanyak 50%.
Di Eropa, pencitraan satelit menunjukkan emisi nitrogen dioksida (NO2) memudar di atas Italia Utara. Fenomena sama juga terjadi di Spanyol dan Inggris.
2.Venesia menjadi jauh lebih indah
Pemberlakuan lockdown di Italia sejak Februari 2020 karena pandemi virus corona tidak hanya membuat warganya aman, tetapi juga memberi kesempatan agar lingkungan pulih kembali.
Mengutip Travel and Leisure, Minggu (5/4/2020), melalui foto-foto yang diunggah oleh para warga setempat, terlihat air di kota Venesia menjadi sangat bersih. Kendati demikian, fenomena tersebut rupanya bukan karena penurunan polusi.
Air kini terlihat lebih jernih karena berkurangnya lalu lintas di kanal yang membuat sedimen tetap berada di bawah.
Selain itu, kualitas udara juga menjadi lebih baik dan bersih. Hal itu juga karena berkurangnya taksi air dan kapal yang membawa wisatawan dan penduduk kota menyusuri kanal.
3.Hewan-hewan laut berenang bebas
Mengutip laman TAT News, Minggu (20/4/2020), Pusat Operasi Taman Nasional Laut 3, Trang, Thailand, menyebutkan ada empat duyung, empat lumba-lumba, dan delapan kura-kura laut yang terlihat berenang bebas di lepas pantai Taman Nasional Hat Chao Mai.
Tetapi, bagaimana setelah pandemi ini berakhir? Akankah polusi kembali naik seperti yang terjadi dalam sejarah pandemi-pandemi sebelumnya? Tindakan kita semualah yang akan menjadi jawabannya.
Pandemi global yang merenggut nyawa manusia tak seharusnya dilihat sebagai cara untuk memperbaiki lingkungan.