Hai Kawula Muda, yuk ikutan divaksin Covid-19!
Virus corona mutasi terbaru yakni varian Delta yang pertama kali ditemukan di India telah dinyatakan lebih berbahaya dan lebih menular hingga 50 persen dibandingkan varian pertama atau Alpha.
Bahkan dilaporkan, hanya dalam beberapa pekan sejak pertama kali ditemukan, varian Delta saat ini telah menyebar setidaknya ke 74 negara termasuk Indonesia.
Karena sifatnya yang lebih menular dan lebih berbahaya itu pula yang membuat kondisi kasus Covid-19 di Tanah Air yang kini mulai kembali ke titik genting dan mengkhawatirkan.
Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa bukan tidak mungkin kalau saat ini bisa jadi adalah gelombang kedua Covid-19 di Tanah Air.
Namun, sebuah berita menggembirakan juga terselip di antara kondisi yang sudah layak disebut mulai membuat semua pihak harus lebih waspada dan tak lagi meremehkan virus yang satu ini.
Berita baik itu adalah ada dua vaksin yang menurut penelitian dipercaya mampu melawan virus corona varian Delta ini.
Dalam analisis baru yang dilakukan oleh Public Health England (PHE) pada Senin (14/6/2021), vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer dan AstraZeneca diyakini dapat memberikan perlindungan tinggi terhadap pasien yang terpapar varian virus corona Delta (India).
Disebutkan, kedua vaksin tersebut mampu melindungi pasien hinga lebih lebih dari 90 persen. Vaksin Pfizer-BioNTech juga 96 persen efektif terhadap pasien rawat inap dari varian Delta setelah dua dosis, sedangkan vaksin Oxford-AstraZeneca 92 persen.
Tingkat perlindungan itu sebanding dengan varian Alpha, yang pertama kali diidentifikasikan di Kent, Inggris Tenggara.
Analisis tersebut menambah bukti bahwa meskipun varian Delta mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi simtomatik, dua dosis vaksin Covid-19 diyakini masih mampu melindungi dari kondisi menjadi parah.
Dikutip dari The Straits Times, Selasa (15/6/2021), kepala imunisasi di PHE Mary Ramsay mengatakan, “Temuan yang sangat penting ini mengonfirmasi bahwa vaksin menawarkan perlindungan yang signifikan terhadap rawat inap dari varian Delta.”
Temuan PHE tersebut juga mengikuti penelitian di Skotlandia yang menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 di antara orang yang dites positif mengurangi risiko rawat inap hingga 70 persen.
Lebih lanjut PHE menyebutkan, sementara pekerjaan berikutnya yang sedang dilakukan adalah untuk menetapkan tingkat perlindungan terhadap kematian dari varian Delta. Namun, tingkat perlindungan terhadap kematian diperkirakan juga akan tinggi.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan, penundaan pencabutan pembatasan Covid-19 di Inggris pada Senin (14/6/2021) karena penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Apalagi ditambah dengan risiko rawat inap yang lebih tinggi terhadap orang yang tidak atau belum divaksinasi.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, segera ikut vaksinasi dan ikut jadi bagian pencipta herd immunity!