Jokowi Sebut Tak Ada Resesi Seks di Indonesia!

Masih banyak yang suka punya anak kata doi hehe

Presiden Joko Widodo (SEKRETARIAT KABINET)
Fri, 27 Jan 2023


Presiden Indonesia, Joko Widodo menegaskan Indonesia tidak mengalami resesi seks. Hal itu dikarenakan masih adanya pertumbuhan penduduk di negara merah putih ini. 

“Masih tumbuh 2,1% ini bagus dan ingat bahwa yang namanya jumlah penduduk sekarang menjadi sebuah kekuatan ekonomi bagi sebuah negara,” tuturnya saat pidato di Rekernas Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting di Kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (25/01/2023) mengutip CNNIndonesia. 

Ilustrasi keluarga dengan dua anak (UNSPLASH/HOI AN PHOTOGRAPHER)

 

Lebih lanjut, hal itu juga disetujui oleh Kepala badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Ia menyatakan hampir 99% perempuan ingin memiliki anak setelah menikah

“Di Indonesia mayoritas ingin punya anak. Bahkan kalau mau Idul Fitri belum hamil di khawatir nanti ditanya. Jadi serius seperti itu. Jadi masih jauh lah dari resesi,” tambah Hasto. 

Menurut Jokowi, pertumbuhan 2,1% tersebut adalah hal yang baik mengingat penduduk menjadi sumber kekuatan ekonomi bagi negara. 

Sebagai informasi, resesi seks dapat dipahami sebagai angka kelahiran yang semakin menurun. Karena itu, terjadi penurunan jumlah penduduk secara drastis di suatu negara. 

Perbincangan mengenai resesi seks sebenarnya telah lama bergulir. Pada Desember 2022 lalu misalnya. Hasto menyatakan Indonesia sebenarnya memiliki potensi resesi seks, tetapi hal itu masih jauh terjadi. 

“Potensi itu (resesi seks Indonesia) ada, ada ya, tapi sangat panjang, karena kan gini, usia pernikahan semakin lama kan semakin meningkat. (Ini bicara) pernikahan loh bukan seks,” tutur Haro kepada wartawan di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (06/12/2022) mengutip Kompas. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan adanya kemunduran usia pernikahan masyarakat Indonesia. Hal itu disebabkan oleh pergeseran prioritas. Sebut saja, dari pada menikah, seseorang biasanya lebih mementingkan studi hingga karier. 

Perempuan disebut banyak mementingkan kesejahteraan dan kualitas hidup bersama pasangan. Sementara itu, pria cenderung mementingkan kebutuhan untuk menyalurkan gairah seksual dalam hubungan pernikahan.

Hal itu pun seolah menjadi tren, terutama di kota-kota besar. “Jadi bisa saja terjadi minus growth atau zero growth sekarang ini kan beberapa daerah sudah minus growth, zero growth seperti beberapa kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah minum growth jumlah anaknya sedikit,” lanjutnya. 

Beberapa negara tetangga kini disebut tengah memasuki ancaman resesi seks. China dan Korea Selatan misalnya. Kedua negara tersebut dilaporkan mengalami penyusutan jumlah penduduk yang mendadak. Bahkan, tingkat kesuburan di Korea Selatan pada 2021 turun menjadi 0,81 persen, Kawula Muda!

Berita Lainnya