Bau kolonial maksudnya gimana tuh?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang perhatian publik dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor memiliki aroma kolonial.
Hal ini diungkapkan Jokowi dalam sebuah pertemuan dengan para kepala daerah di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kawula Muda.
"Jadi bau-baunya kolonial, selalu saya rasakan, setiap hari dibayang-bayangi," ucap Jokowi di Istana Negara, IKN, sebagaimana dilansir YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/8/2024).
Jokowi juga mengungkapkan bahwa Istana Kepresidenan tersebut pernah digunakan oleh Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten, sementara Istana Merdeka dulu ditempati oleh Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge.
Presiden Jokowi menyebut bahwa Istana Kepresidenan di Bogor pernah digunakan oleh Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff.
"Jadi kalau istana kita yang ada di Jakarta, yang ada di Bogor, itu adalah istana bekas kolonial yang dulunya dihuni. Jadi di Istana Negara, itu dihuni oleh Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten. Kemudian Istana Merdeka, saya juga kaget, ternyata Istana Negara, Istana Merdeka (penghuninya) berbeda, dihuni oleh Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge," imbuhnya.
Jokowi kemudian membanggakan pembangunan IKN, karena menurutnya Indonesia punya kemampuan untuk membangun ibu kota dengan desain lokal.
"Ini dimulai baru tahun 2021-2022, akan selesai kira-kira 10-15 tahun yang akan datang. Jadi masih panjang. Jadi kalau Bapak, Ibu gubernur, bupati dan walikota tadi melihat, ini baru awal. Ini belum selesai, jangan keliru. Ini belum selesai. Mungkin baru 20-an persen," katanya.
Sebelumnya, Jokowi memulai aktivitasnya di IKN setelah pembangunan dua istana selesai.
IKN menampilkan Istana Garuda sebagai kantor presiden dan Istana Negara sebagai lokasi untuk acara kenegaraan.
Presiden Jokowi memimpin sidang kabinet pertama di Istana Negara pada hari Selasa, (13/8/2024).
Beliau mengundang seluruh anggota Kabinet Indonesia Maju. Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri PPPA I Gusti Bintang Puspayoga merupakan satu-satunya yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.