Tapi malah pemerintah Jepang malah di kritik, nih Kawula Muda.
Jepang dikabarkan bakal mengeluarkan 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp 372 triliun untuk mengatasi resesi seks atau turunnya angka kelahiran yang kian parah di negara tersebut.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida akan menyiapkan uang dengan nominal tersebut untuk memperluas dukungan bagi kaum muda dan keluarga agar dapat membantu meningkatkan angka kelahiran di Jepang.
"Kami akan bergerak maju dengan langkah-langkah ini untuk melawan penurunan angka kelahiran tanpa meminta masyarakat menanggung beban lebih lanjut," terang Fumio Kishida bersama para menteri lainnya dan pakar, mengutip dari laman CNBC Indonesia, Senin (05/06/2023).
Adapun bantuan dana itu diberikan untuk biaya pendidikan dan perawatan prenatal, sampai promosi kerja yang fleksibel dan cuti ayah.
Dana sebesar Rp 372 triliun akan diberikan oleh pemerintah Jepang selama tiga tahun ke depan. Kishida juga membuat kebijakan demi meningkatkan pendapatan bagi kaum muda dan generasi yang mengasuh anak.
Dilansir dari CNN Indonesia, Jepang mencatat kurang dari 800 ribu kelahiran pada tahun lalu yang menjadi angka terendah sejak pencatatan dimulai, sementara biaya perawatan lansia melonjak.
Tidak hanya Jepang, banyak negara maju lainnya yang juga berjuang dengan tingkat kelahiran rendah, namun sayangnya Negeri Sakura ini menjadi yang terparah.
Sementara itu, adanya persiapan dana Rp 372 triliun oleh pemerintah Jepang untuk atasi resesi seks tak langsung diterima dengan baik dan tetap menuai kritik lantaran gagal untuk mengidentifikasi sumber pendanaan selain pemotongan pengeluaran di tempat lain dan meningkatkan ekonomi.