Kawula Muda, tertarik mengetahui kadar stres kalian?
Tiga Mahasiswa ITB membuat sebuah alat yang bisa mendeteksi kadar stres seseorang lewat urine.
Maha Yudha Samawi, Alifia Zahratul Ilmi, dan Gardin M Andika bekerja sama membuat alat berbasis biomarker spesifik pada urine. Biomarker adalah istilah untuk zat penanda yang dihasilkan oleh tubuh.
Proyek ini kemudia mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Cipta Karsa. Lewat acara tersebut, alat pendeteksi stres ini berhasil meraih medali emas untuk kategori presentasi dan medali perunggu untuk kategori poster.
Cara kerja alat ini adalah dengan mengukur biomarker atau zat penanda yang dihasilkan tubuh seperti sorbitol, asam urat, asam azelat seseorang yang bisa diketahui lewat urine. Pengukuran dilakukan dengan metode elektrokimia.
Inovasi yang diciptakan oleh ketiga mahasiswa ITB berbakat ini merupakan pendeteksi depresi klinis noninvasif pertama di Indonesia. Selama ini, alat pendeteksi yang biasa digunakan adalah dengan mengisi beberapa pertanyaan kuesioner yang masih memiliki risiko hasil yang subjektif.
Secara singkat, kita dapat membayangkan alat ini seperti alat tes kehamilan. Terdapat 3 level penderita depresi yang dideteksi yakni depresi rendah, sedang, dan berat yang hasilnya akan tertampil di layar alat.
Hasil yang terlihat tidak serta merta dibuat asal oleh ketiga mahasiswa ITB tersebut karena dikalibrasi dengan tes BDI (Back Depression Inventory).
Melihat kadar stres mahasiswa dan pekerja yang terhitung tinggi, alat ini diharapkan bisa menjadi pelengkap pendeteksi stres sejak dini, apalagi di Indonesia sendiri masalah kesehatan mental seseorang masih dilihat sebelah mata.