Hai Kawula Muda, tak ingin mengecewakan pengiklan dan pengikutnya, Prilly Latuconsina akan mencoba terlebih dahulu produk yang akan dipromosikan.
Nama Prilly Latuconsina mulai diperhitungkan sejak perannya di sinetron Ganteng Ganteng Serigala (GGS) pada 2014 dan GGS Returns pada 2015, yang sukses memberinya berbagai penghargaan sebagai aktris perempuan terfavorit.
Prilly juga telah membintangi beberapa film layar lebar, di antaranya Danur1, Danur 2, Danur 3, dan Rasuk, yang nyaris selalu menjadi film terlaris dengan penonton terbanyak.
Perempuan 23 tahun yang belakangan juga merambah dunia tarik suara ini juga termasuk aktif menyapa pengikutnya di media sosial. Tak hanya berbagi momen sehari-hari, Prilly memanfaatkan akun Instagramnya untuk meraih pundi-pundi rupiah.
Memiliki 34,7 juta pengikut, membuat Prilly memiliki daya tawar yang tinggi dalam menentukan tarif endorse. Lewat laman YouTube Boy Willian, Minggu (14/6/2020), Prilly mengungkap bahwa tarif dirinya mempromosikan sebuah produk di Instagram mencapai nilai yang fantastis.
“Rp 50 juta untuk foto, 50 juta untuk video,” tebak Boy William, yang ternyata masih belum tepat, karena tarif endorsement Prilly Latuconsina masih di atas nilai tadi.
“70 juta rupiah? 100 juta rupiah?” tebak Boy lagi.
“Ya,” jawab Prilly.
“100 juta rupiah satu postingan?” kata Boy terkejut.
“Enggak pernah share ini ke mana-mana. Cuma di konten Boy nih kayak gini,” ujar Prilly.
Namun, tarif tadi berbeda antara foto dan video.
“Itu berbeda untuk foto dan video ya. Duh, aku enggak pernah ngomong ke mana-mana,” ujarnya lagi.
Dengan tarif tinggi itulah, perempuan berdarah Ambon ini mengaku sangat teliti dan hati-hati dalam menerima proyek endorsement.
“Aku tidak mau mempromosikan sesuatu yang bahkan aku tak tahu kualitas produk tersebut,” ujarnya.
Enggan mengecewakan pengiklan dan calon pembeli yang merupakan pengikutnya di media sosial, Prilly mengaku akan mencoba terlebih dahulu produk yang akan ia promosikan.
Prilly mengaku, tak akan memaksakan diri untuk mempromosikan sesuatu yang tidak dipakainya.
“Dengan mencoba dan mengenal sebuah produk, aku tidak akan textbook dalam mempromosikannya. Karena memang aku tahu dan menguasai kelebihan produknya. Dan kalau aku sudah suka, aku gak akan pelit dalam mempromosikannya. Bisa 2 sampai 3 kali aku promoin,” ujarnya lagi.