Tapi, para pekerja tetap dapat gaji seutuhnya, kok!
Sebanyak 3.300 pekerja di Inggris sedang menjalankan percobaan empat hari seminggu bekerja.
Sekitar 70 perusahaan dan organisasi Inggris telah melakukan uji coba yang dimulai pada hari Senin dan berlangsung selama enam bulan hingga Januari 2023.
Melansir dari Euro News, program ini dijalankan oleh 4 Day Week Global nonprofit, Autonomy, think tank, dan 4 Day Week UK Campaign bekerja sama dengan para peneliti dari Cambridge University, Oxford University dan Boston College.
Tujuannya adalah untuk mengukur dampak pengurangan jam kerja terhadap produktivitas, dan kesejahteraan pekerjanya, serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesetaraan gender.
Dalam program ini, pekerja mendapatkan 100 persen dari gaji mereka untuk bekerja hanya 80 persen dari pekan biasanya.
Ini merupakan imbalan bagi karyawan untuk berjanji mempertahankan produktivitas 100 persen.
Manajer produsen bir Pressure Drop Brewing, Sienna O'Rourke mengatakan, adanya tujuan perusahaan melakukan program kerja 4 hari seminggu untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawannya.
Sementara itu, CEO 4 Day Week Global, Joe O’Connor, juga ingin membuat keseimbangan kerja yang sehat untuk karyawannya.
“Para pekerja telah muncul dari pandemi dengan harapan yang berbeda tentang keseimbangan hidup-kerja yang sehat," tuturnya, dalam laman Euro News.
Kepala Eksekutif Royal Society of Biology, Dr Mark Downs, mengatakan, “Pandemi telah mengajarkan banyak dari kita bahwa praktik kerja lama dapat berubah dengan cepat, termasuk ketergantungan pada ruang kantor fisik".
Uji coba ini akan berjalan bersamaan dengan skema serupa di Irlandia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.