Hmm.. ini bakal jadi baik atau buruk ya Kawula Muda?
Indonesia berencana akan melakukan redenominasi atau menyederhanakan nilai Rupiah, seperti Rp 1.000 menjadi Rp 1. Pemerintah bahkan menyebut bahwa Bank Indonesia (BI) sudah siap dengan desain uangnya.
"Kami dari dulu sudah siap, jadi redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desain dan tahapan-tahapannya, itu sudah kami siapkan dari dulu secara operasional dan bagaimana tahapan-tahapannya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, mengutip dari Detik, Senin (26/06/2023).
Dalam redenominasi, nilai uang ataupun barangnya, hanya dihilangkan beberapa angka nolnya saja. Maka dari itu, redenominasi akan menyederhanakan penulisan nilai barang dan jasa yang diikuti pula penyederhanaan penulisan alat pembayaran (uang).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisah mengungkapkan, adanya kebijakan yang berlaku ini memiliki hal positif dan negatif.
“Positifnya redenominasi meningkatkan kredibilitas terhadap mata uang dan membuat transaksi keuangan lebih efisien,” ujarnya, melansir dari CNBC Indonesia.
Walaupun saat ini Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik, namun masih ada ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi dari sisi global.
Pasalnya, redenominasi biasanya dilakukan dalam kondisi ekonomi yang stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat. Sementara itu, ada sanering yakni pemotongan uang dalam kondisi perekonomian yang tidak sehat, dan dipotong hanya nilai uangnya.
Selanjutnya, hal tersebut akan menyederhanakan sistem akuntansi dalam sistem pembayaran tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.
Bank Indonesia melihat bahwa keberhasilan redenominasi sangat ditentukan oleh berbagai hal yang saat ini dikaji dan telah dilakukan oleh beberapa negara yang berhasil.
Sementara itu, ada beberapa negara yang sukses melakukan redenominasi antara lain Turki, Rumania, Polandia dan Ukraina.