Hai Kawula Muda, kuncinya tetap taat prokes ya guys.
Beberapa hari belakangan, India tengah diterjang “tsunami” Covid-19. Dilaporkan, kasus harian mencetak rekor dengan lebih dari 350.000 lebih dan kematian lebih dari 2.800 jiwa.
Beberapa negara pun langsung mengeluarkan kebijakan melarang warga India ataupun orang yang baru berkunjung ke India masuk ke negara mereka.
Namun, Indonesia tampaknya “kecolongan”. Belum sempat mengeluarkan larangan masuknya penerbangan dari India, sebuah pesawat carter berisi 135 penumpang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Dilaporkan, sejumlah penumpang di antaranya terpapar Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemudian memberi pernyataan, ada 10 kasus Covid-19 berkaitan dengan mutasi virus dari India yang telah masuk ke Indonesia.
“Sebanyak 6 kasus merupakan kasus impor dan 4 sisanya transmisi lokal. Kita akan menjadi lebih sangat hati-hati untuk selalu mengontrol, apakah ada mutasi baru atau tidak,” ujar Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Senin (26/4/2021).
Selain itu, pengetatan juga dilakukan untuk mencegah masuknya virus tersebut. Pemerintah menangguhkan visa kunjungan, visa tinggal terbatas, dan menolak masuknya Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Riwayat kunjungan ke India dalam 14 hari terakhir.
Sementara itu, untuk Warga Negara Indonesia (WNI) disebutkan tetap diberi izin untuk masuk ke Indonesia. Namun, mereka harus dikarantina selama 14 hari.
Pemerintah juga membatasi titik kedatangan bagi WNI tersebut di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu, dan Bandara Sam Ratulangi. Pembatasan juga dilakukan pada titik masuk Pelabuhan Batam, Tanjung Pinang, dan Dumai.
Pada Senin (26/4/2021), India mencetak rekor global baru kasus harian virus corona. Tercatat, 352.991 kasus baru terjadi, sehingga membuat total infeksi virus corona di India telah melampaui 17 juta.
Angka kematian juga mencatat rekor tertinggi baru dengan 2.812 kasus, menjadi total 195.123.
Rumah sakit yang penuh sesak di Delhi dan tempat lain menolak pasien setelah kehabisan pasokan oksigen medis dan tempat tidur.
Dikutip dari Reuters, juru bicara sebuah rumah sakit di Delhi mengatakan bahwa saat ini rumah sakit sudah dalam mode mohon dan pinjam, dan ini adalah situasi krisis yang ekstrem.
Bersamaan dengan itu, rumah sakit dan dokter telah mengeluarkan pemberitahuan mendesak yang mengatakan, mereka tidak bisa menangani pasien yang terburu-buru atau darurat.
Di mana-mana terlihat orang-orang mengatur tandu dan tabung oksigen di luar rumah sakit sambil dengan putus asa meminta pihak berwenang untuk menerima pasien.
“Setiap hari, situasinya sama. Kami dibiarkan dengan oksigen selama dua jam. Kami hanya mendapat jaminan dari pihak berwenang,” kata seorang dokter di sebuah tayangan televisi, seperti dilansir Reuters.