Ikan Hiu di Pesisir Pantai Rio De Janeiro Terbukti Positif Narkoba Berjenis Kokain

STOP PENCEMARAN LINGKUNGAN!!!

Ilustrasi Ikan Hiu di Pesisir Pantai Rio De Janeiro terbukti positif narkoba berjenis kokain. (Reuters/Handout Yayasan Oswaldo Cruz (Fiocruz))
Tue, 30 Jul 2024

Pencemaran air berdampak negatif tidak hanya pada manusia tetapi juga bisa langsung mematikan hewan. Masalah ini berlanjut karena limbah industri, tumpahan minyak, dan sampah.

Baru-baru ini, ada penemuan yang mengejutkan terkait dengan pencemaran air telah terungkap, yakni ikan hiu yang ditemukan positif mengandung narkoba.

Dilansir dari BBC, Senin (30/7/2024), baru-baru ini, para ilmuwan di Brasil menemukan sesuatu yang mengejutkan di perairan dekat Rio de Janeiro.

Tiga belas hiu hidung tajam Brasil yang ditangkap di lepas pantai Rio de Janeiro dinyatakan positif mengandung kokain.

Penemuan ini telah menarik perhatian serius dari komunitas ilmiah dan publik.

Peneliti di Yayasan Oswaldo Cruz yang berbasis di Rio de Janeiro menemukan konsentrasi tinggi kokain dalam otot dan hati Hiu.

Gak cuma itu, Kawula Muda, Benzoylecgonine juga ditemukan pada Hiu yang sama. Benzoylecgonine merupakan metabolit utama kokain yang terbentuk di hati dan dikeluarkan melalui urine.

Dari ke-13 Hiu tersebut, tiga adalah Hiu jantan dan sepuluh adalah Hiu betina, dengan lima di antara Hiu betina tersebut dalam kondisi hamil.

Hiu hidung runcing Brazil tengah diperiksa di sebuah laboratorium di Rio de Janeiro, Brazil, dalam foto yang dirilis pada 23 Juli 2024. (Reuters/Oswaldo Cruz Foundation (Fiocruz))

Semua Hiu itu ditangkap oleh kapal penangkap ikan di perairan lepas pantai negara bagian Rio de Janeiro, mulai dari September 2021 hingga Agustus tahun sebelumnya.

Menurut penelitian, sampel yang diambil dari Hiu menunjukkan konsentrasi kokain lebih dari 100 kali lipat dibandingkan dengan laporan sebelumnya pada hewan laut lain. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa kadar kokain di otot Hiu tiga kali lebih tinggi daripada di hatinya.

Meskipun diperlukan penelitian tambahan, studi menunjukkan bahwa peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh jumlah pengguna kokain yang meningkat.

Peningkatan penggunaan kokain di area itu, bersamaan dengan sistem drainase yang kurang memadai, telah berkontribusi pada jumlah kokain yang lebih tinggi dalam air laut.

Para ahli menyatakan bahwa pengaruh kokain terhadap Hiu secara fisiologis masih belum jelas.

"Beberapa studi tentang kokain menunjukkan bahwa dampaknya pada ikan sangat berbeda dibandingkan dengan manusia," ujar Laura Garcia Barcia, Ilmuwan biologi dari Universitas Internasional Florida, pada bulan Juli tahun lalu dalam episode National Geographic 'When Sharks Attack and Why'.

Menurut Barcia, kokain berfungsi sebagai anestesi pada Hiu, tetapi sebagai stimulan pada manusia. 

Sebuah studi tahun 2016 oleh peneliti toksikologi dari Institut Federal Swiss untuk Sains dan Teknologi Akuatik (Eawag) dan Universitas Zurich menunjukkan bahwa kokain tidak memberikan efek stimulasi yang sama pada Ikan Zebra seperti pada manusia.

Menggunakan teknik pencitraan mutakhir dalam analisis sampel jaringan, peneliti telah menemukan bahwa kokain menumpuk di mata Ikan Zebra, tidak seperti pada manusia yang terakumulasi di otak.

"Jika kita ingin memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang dampak bahan kimia tersebut pada ekosistem, kita perlu pemahaman yang lebih rinci tentang proses penyerapan melalui air. Proses ini sangat berbeda dengan proses ketika obat-obatan dihirup atau disuntikkan," kata ahli Toksikologi Lingkungan Eawag Kristin Schirmer.

Berita Lainnya