Pemerintah berharap hal ini bisa ditinjau dengan baik.
Pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite diprediksi bisa habis lebih cepat pada Oktober atau November 2022.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan, BBM jenis Pertalite kemungkinan akan habis lebih cepat bahkan sebelum dua bulan yang disebut tadi.
Melansir dari CNBC Indonesia, Jumat (12/08/2022), ia mendorong kebijakan pembatasan pembelian Pertalite agar segera dapat diimplementasikan.
Sebelumnya, Komaidi mengatakan jika melihat data sebelum Pertalite menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan BBM Premium, konsumsi Pertalite pada waktu itu mencapai 22 juta kl per tahun. Sementara konsumsi Premium antara 6 sampai 8 juta kl.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata mengatakan tindakan ini harus diwaspadai dapat ditinjau dengan baik.
"Ini yang akan terus diwaspadai, mudah-mudahan bisa mengelolanya terutama volume konsumsi. Kita terus meminta BPH Migas maupun Pertamina agar bisa mengendalikan kebijakan konsumsi ini," terangnya, dikutip dari Republika.
Adapun realisasi subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 62,7 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 26,0 triliun. Sementara subsidi non energi, yakni pupuk dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 27,5 triliun.
Kalau dilihat secara keseluruhan, realisasi subsidi sebesar Rp 116,2 triliun atau naik 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 99,6 triliun.