Padahal ini sangat dibutuhkan sama masyarakat, yaa.
Hari ini, Senin (24/10/2022) bertepatan dengan Hari Dokter Nasional. Perayaan ini sekaligus tanggal berdirinya organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dibentuk pada 1950.
Hari Dokter Nasional umumnya dirayakan oleh organisasi-organisasi kesehatan untuk menghargai jasa-jasa para dokter kepada masyarakat.
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, awal mula adanya perayaan ini dimulai dengan lahirnya perkumpulan pada dokter di Indonesia pada 1911 dengan nama Vereniging van Indische Artsen. Lalu, pada 1926, perkumpulan tersebut punya nama baru dengan panggilan Vereniging Van Indonesische Geneskundigen (VIG).
Setelah VIG dibubarkan, VIG diganti dengan Jawa izi Hooko-Kai. Dr. Soeharto, selaku panitia Dewan Pimpinan Pusat IDI bersama pengurus lainnya memberikan nama Ikatan Dokter Indonesia.
Untuk menyambut Hari Dokter Nasional, Presiden Joko Widodo memberikan ucapan kepada para dokter dan tenaga kesehatan Indonesia lewat akun Twitter pribadinya.
Sayangnya, profesi dokter ini belum menyeluruh di Indonesia, loh Kawula Muda. Kita simak data di bawah ini, yuk!
Profesi dokter merupakan pekerjaan yang diminati karena bisa mengobati serta mencegah timbulnya penyakit. Mereka melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan medis pada pasien dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Akan tetapi, penyebaran profesi ini masih tidak merata di Indonesia, Kawula Muda.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan, dalam laman Katadata, jumlah dokter di Indonesia pada 2020 masih di dominasi oleh Pulau Jawa dengan 71.286 dengan sekitar 57,63% total dokter di Indonesia.
Wilayah yang paling dikit memiliki dokter ialah Maluku dan Papua dengan jumlah 2.661. Di atasnya ada Kalimantan dengan 7.022 dokter.
Untuk Bali dan Nusa Tenggara tercatat 7.034 dokter di sana. Sulawesi berjumlah 9.495 dokter dan Sumatera berada di nomor dua terbanyak dengan total 26.193.
Di Pulau Jawa, DKI Jakarta menjadi kota yang paling banyak dinominasi oleh dokter yaitu sebanyak 17.032. Di Papua Barat sendiri hanya ada 475 dokter.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa kebutuhan dokter di Indonesia masih di bawah standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), nih, yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
"Jumlah dokter yang dibutuhkan di Indonesia sekitar 270 ribu, sementara saat ini baru ada 140 ribu. Artinya, masih ada kekurangan dokter sebanyak 130 ribu," terang Budi, mengutip pada laman Katadata per Juli 2022.
Ia menambahkan, jumlah lulusan dokter di Indonesia hanya 12 ribu orang per tahun. Jika tidak ada perubahan signifikan, kekurangan dokter tersebut baru bisa terpenuhi dalam waktu 10 tahun mendatang, loh!
Makanya, Kemenkes mengadakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter di Tanah Air pada Juli lalu.
Kerja sama tersebut berisikan tentang Peningkatan Kuota Program Sarjana Kedokteran, Program Dokter Spesialis, dan Penambahan Program Studi Dokter Spesialis lewat Sistem Kesehatan Akademik.
Kemenkes dan Kemendikbudristek berupaya untuk berkomitmen mempercepat pemenuhan kebutuhan dosen di rumah sakit pendidikan lewat beberapa inisiatif seperti Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) bidang Kedokteran, pemberian penugasan dan bimbingan teknis untuk perguruan tinggi, alokasi beasiswa LPDP, penguatan sistem seleksi mahasiswa, serta penjaminan mutu lulusan kedokteran melalui uji kompetensi.
Walaupun disebut dokter Indonesia masih kurang, kita harus tetap mengingat jasa-jasa mereka apalagi ini merupakan kali ketiga diperingati pada masa pandemi virus Covid-19. Masa-masa inilah di mana para dokter sebagai garda terdepan untuk melawan penyakit.
Hari Dokter Nasional menjadi bukti bahwa profesi dokter adalah profesi mulia dan sekaligus menjadi sarana bagi mereka untuk menjaga tradisi kemuliaan.
Selamat Hari Dokter Nasional!