Gen z lagi yang disalahin
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta Gen Z, dalam hal ini penduduk usia muda (15-24 tahun) nganggur atau atau youth not in education, employment, and training (NEET), Kawula Muda.
Menanggapi data BPS tersebut, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara mengatakan, peran masyarakat dalam penciptaan dunia kerja, sangat berpengaruh terhadap pendapatan atau daya beli mereka.
Lebih lanjut, Suahasil menyebutkan jika masyarakat produktif tidak memperoleh pendapatan, berdampak kepada penerimaan pajak negara. Karena semakin kecil potensi pajak penghasilan (PPh) yang bisa disedot masuk brankas negara.
"Karena itu kita menginginkan seluruh elemen masyarakat bisa aktif di dalam dunia kerja, sehingga bisa menghasilkan pendapatan, terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri," kata Suahasil dikutip dari CNBC, Rabu (22/5/2024).
"Jadi memang harus ada pantauan yang dilakukan secara terus-menerus dan continue. Memantau terus situasi perekonomian seperti apa termasuk di pasar kerja di masyarakat dan lainnya," imbuhnya.
Menurut BPS, dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Lebih lanjut, persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia ini sudah mencapai angka 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Masih menurut BPS, ada berbagai alasan yang membuat anak muda masuk ke kelompok ini, seperti putus asa, disabilitas, kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, dan sebagainya.
Sementara itu, baru-baru ini survei dari Bank Indonesia (BI) mengenai lapangan pekerjaan cukup mengkhawatirkan.
Dalam survei Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan kerja dari Bank Indonesia yang dilakukan pada Desember 2023, ekspektasi atas ketersediaan lapangan kerja dalam waktu 6 bulan ke depan mengalami penurunan.