Hai Kawula Muda, ayo silaturahmi, tapi tetap jaga prokes ya!
Setelah dua tahun hanya bisa bersilaturahmi secara daring, akhirnya lebaran tahun ini pemerintah mengizinkan masyarakat untuk silaturahmi langsung tatap muka.
Tetapi, pemerintah melalui Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN), Airlangga Hartarto menghimbau masyarakat untuk tidak menggelar kegiatan makan dan minum selama kegiatan silaturahmi.
Hal tersebut disampaikan pada konferensi pers terkait hasil rapat terbatas PPKM pada Senin (18/4).
Airlangga juga meminta masyarakat untuk tidak berlibur ke luar negeri dahulu selama libur lebaran.
Itu dikarenakan kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara dalam beberapa pekan terakhir. Berbeda dengan Indonesia yang mulai mengalami tren penurunan. Dan tentunya kita tidak ingin Indonesia mengalami kenaikan yang dibawa oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Silaturahmi tidak bisa lepas dari tradisi bersalaman dan mencium tangan. Sejalan seperti himbauan pemerintah, bersalaman dan mencium tangan juga ada baiknya untuk dihindari dulu.
Spesialis Paru Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Erlina Burhan, SpP(K) menyarankan untuk tidak bersentuhan fisik dulu selama silaturahmi, seperti bersalaman, berpelukan, dan mencium tangan.
Hal tersebut dikarenakan varian Omicron bisa tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, bahkan orang bisa menganggap sebagai flu biasa, dan terlebih lagi, virus ini bisa tidak terdeteksi sebagai COVID-19.
Untuk mencegah terjadinya penularan melalui aktivitas sentuhan fisik selama silaturahmi, Erlina yang juga menjabat sebagai Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan untuk bersalaman seperti orang Sunda, yaitu bersalaman tanpa saling menyentuh tangan satu sama lain.