Daratan di Jakarta turun 12-18 cm per tahunnya, Kawula Muda
Pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Jakarta untuk menghalau banjir rob, masih terus dilakukan sejak awal pembangunannya pada 2014 lalu.
Namun, kabar buruk yang beredar melalui sosial media, beberapa titik Giant Sea Wall di wilayah Utara Jakarta mengalami kebocoran yang bisa membuat Jakarta tenggelam.
Lewat video yang diunggah oleh Jerhemy Owen yang dikenal sebagai influencer lingkungan hidup, menyoroti tentang kebocoran tanggul laut tersebut.
Padalah, pembangunan Giant Sea Wall sendiri direncanakan baru akan selesai pada 2027 mendatang.
"Guys, tau enggak kenapa tanggul ini terkenal banget? Karena kalo enggak ada tembok ini Jakarta udah tenggelam. Jujur ini temboknya rada menyeramkan," ujar Owen.
Tak hanya itu saja, Owen juga mengungkapkan jika air laut yang berada persis di sebelah tembok sudah lebih tinggi dibandingkan daratan. Hal ini juga terlihat dari kondisi masjid terbengkalai yang telah tenggelam sebagian.
"Buktinya, ini ada masjid yang terbengkalai karena tenggelam lho disebelahnya. namanya masjid Wal Adhuna yang ada di Jakarta Utara. laut dan daratan cuma dibatasin sama tembok guys, bahkan kalau kalian perhatiin air lautnya itu udah lebih tinggi daripada daratannya," lanjutnya.
Diketahui, meningkatnya volume air laut menjadi salah satu efek dari pemanasan global yang sedang terjadi saat ini. Ditambah dengan daratan Jakarta yang semakin menurun karena adanya aktivitas eksploitasi air tanah secara terus-menerus.
Lalu, sebenarnya seberapa kuat Giant Sea Wall menahan volume air laut agar tidak menghantam daratan Jakarta?
Giant Sea Wall adalah proyek dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dikembangkan di pesisir Jakarta. Proyek ini diluncurkan sejak tahun 2010 dan mulai dikerjakan pada 2014. Di tahun 2015, proyek ini sempat terhenti karena penolakan reklamasi teluk Jakarta yang dianggap membuat terumbu karang dan ekosistem laut terganggu.
Sampai saat ini, proyek tersebut masih berlangsung. Progres pembangunan Giant Sea Wall Jakarta baru mencapai 13 kilometer dengan target prioritas tanggul yang terbangun adalah 46 kilometer.
Artinya, masih tersisa 33 kilometer yang masih harus dibangun sampai rentang waktu 2025-2027 mendatang, Kawula Muda.
Dikutip dari utara.jakarta.go.id melalui VOI, pembangunan tanggul raksasa ini menelan biaya Rp 400 sampai Rp 500 triliun yang melibatkan tiga tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama: Membangun tanggul pantai dan sungai, serta melakukan pembentukan garis pantai untuk melindungi masyarakat dan aset yang ada di sekitarnya.
2. Tahap kedua: Membangun tanggul laut di sisi barat, pembangunan infrastruktur, kolam air tawar, konektivitas, reklamasi, dan membangun sekaligus memperbaiki kerusakan lingkungan.
3. Tahap ketiga: Pembangunan tanggul laut sisi timur, membangun zona ekonomi pelabuhan, melanjutkan jaring konektivitas, membangun lingkungan baru, serta menyediakan pengelolaan limbah padat.
Daratan Jakarta turun mencapai 12-18 cm setiap tahunnya akibat penggunaan air tanah yang berlebihan. Hal tersebut juga telah terkonfirmasi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Menurut Menteri Basuki, suplai air bersih perpipaan atau air permukaan menjadi kunci untuk mencegah penurunan permukaan daratan Jakarta agar tidak semakin parah.
Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan pembangunan tiga proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yakni SPAM Jatiluhur I, SPAM Juanda yang direncanakan akan melayani pemenuhan air bersih 3.200 liter/detik dan yang ketiga nanti dari SPAM Karian Serpong yang direncanakan 3.500 liter/detik.
"Ini bagian dari environmental remediation dari Jakarta yg telah sinking, turun 12-18 cm per tahun karena over extraction dari ground water. Pemerintah Pusat enggak bisa apa-apa, enggak bisa melarang. Kecuali, kalau sudah bisa menyuplai air bersih completely pada rakyat Jakarta," ungkap Basuki dikutip dari Liputan 6.
"Kalau ini semua sudah bisa kita selesaikan dan bisa menyuplai rakyat Jakarta, maka kita pada tahun 2030 pasti bisa menyampaikan kepada masyarakat untuk berhenti memakai air tanah," lanjutnya.
Proyek pengadaan air bersih di Jakarta yang dilakukan oleh PT Air Bersih Jakarta ini didanai oleh sindikasi perbankan senilai Rp 8,874 triliun.
Setidaknya, proyek jangka panjang ini memiliki target total sambungan baru sebanyak 1.090.000 rumah warga Jakarta untuk berpindah dari air tanah ke air bersih perpipaan dengan pembangunan dalam jangka 5 tahun ke depan.
Belum lama di akhir tahun 2022 lalu, beredar kabar bahwa sekitar 90% wilayah Jakarta, khususnya di bagian utara diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050.
Melihat dari kondisi yang terjadi saat ini, prediksi tersebut bisa saja terjadi dan sulit untuk dihindari, Kawula Muda.
"Dan prediksinya di tahun 2050 diprediksikan 90% dari wilayah Jakarta terutama di bagian utara itu akan bisa juga kemudian tenggelam karena budaya atau kemudian penggunaan air yang kemudian tidak segera diselesaikan dan terus mengambil air dari tanah yang memang semakin seeking pastinya," ungkap Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin dilansir dari CNBC.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, hal ini sudah menjadi sorotan pemerintah dan banyak hal yang telah diupayakan termasuk perpindahan ibu kota ke IKN di Kalimantan Timur, yang bisa mengurangi beban turunnya permukaan tanah karena adanya perpindahan masyarakat Jakarta terutama para pegawai pemerintahan yang bermukim di ibu kota.