Fenomena Childfree, 71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Untuk Tidak Memiliki Anak

What do you think, kawula muda?

71 Ribu Perempuan di Indonesia lebih memilih untuk childfree (iStockimages)
Sat, 16 Nov 2024

Fenomena childfree, yaitu keputusan untuk tidak punya anak, lagi naik daun di kalangan perempuan usia produktif di Indonesia. 

Childfree di sini berarti keputusan seseorang atau pasangan untuk nggak punya anak, baik secara biologis maupun adopsi.

Hal ini nggak ada hubungannya sama masalah kesehatan reproduksi ya, Kawula Muda.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dalam laporan 2023 mencatat, ada 71 ribu perempuan berusia 15-49 tahun yang memilih untuk tidak punya anak.

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak dari Kemendukbangga/BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS, menyayangkan tren ini.

"Kondisi ini jadi peringatan, kenapa? Karena nanti keluarga nggak ada yang meneruskan. Kami ingin pembangunan terus berjalan, dan kami khawatir childfree yang makin marak bisa menyebabkan depopulasi," katanya di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

perempuan yang memilih childfree biasanya punya pendidikan tinggi atau menghadapi masalah ekonomi. (Estetika Pers)

Menurut dr. Irma, negara-negara dengan angka kelahiran di bawah 2,1 butuh usaha ekstra buat menaikkan angka kelahiran. 

Kalau nggak, keberlangsungan negara bisa terancam.

Selama empat tahun terakhir, angka perempuan yang memilih childfree di Indonesia terus naik. Di 2019, prevalensi nya 7 persen. 

Tahun 2020, turun sedikit jadi 6,3 persen, tapi naik lagi ke 6,5 persen di 2021, dan di 2022 melonjak ke 8,2 persen.

Menurut laporan BPS yang dikutip detikcom (12/11/2024), perempuan yang memilih childfree biasanya punya pendidikan tinggi atau menghadapi masalah ekonomi. 

Gaya hidup homoseksual juga disebut mungkin jadi alasan tersembunyi.

Setelah pandemi, meskipun di awal COVID-19 angka sempat turun ke 6,3–6,5 persen, tren childfree mulai naik lagi. 

BPS menilai kalau kebijakan work from home mungkin mempengaruhi keputusan ini. 

Naiknya angka childfree diprediksi bakal berdampak pada total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran, yang di berbagai negara, seperti Jepang dan Korea Selatan, terus menurun. 

Intinya, makin ke sini, makin sedikit anak yang dilahirkan.


Berita Lainnya