Pembunuhan massal yang serem banget!
Film garapan Joko Anwar 'Pengabdi Setan 2: Communion', sukses menembus angka jutaan penonton di beberapa hari penayangan perdana di bioskop.
Bukan hanya sosok 'Ibu' dan hantu yang jadi sorotan, peristiwa Petrus juga dibahas dalam film ini. Sebenarnya, Petrus itu apa sih, Kawula Muda?
Petrus adalah singkatan dari Penembakan Misterius yang terjadi di antara tahun 1983 sampai 1985 di masa Orde Baru.
Berdasarkan laman Kompas, dilansir Kamis (11/08/2022), kasus Petrus menghakimi siapa saja yang dinilai sebagai pelaku kriminal atau kejahatan seperti preman, perampok, dan lain-lain.
Petrus termasuk dalam kasus pelanggaran HAM karena mengadili seseorang tanpa proses hukum. Di 1983, ada 532 orang tewas, 367 tewas karena luka tembak yang diduga akibat Petrus.
Melansir dari Suara, korban Petrus biasanya dibiarkan saja tergeletak di tengah jalan atau di bawah jembatan, jadi publik bisa melihat sendiri kejamnya peristiwa tersebut. Selain dibiarkan tergeletak, beberapa korban lainnya justru disembunyikan dan hingga kini tidak tahu keberadaan mereka.
Dalam otobiografi Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya Presiden Soeharto (yang saat itu menjabat), mengungkapkan, bahwa Petrus adalah metode pembasmi kejahatan yang efektif karena mampu membawa efek jera yang luar biasa pada pelaku kejahatan.
Peristiwa pembunuhan dan meninggalkan korban di tempat umum merupakan tindakan yang disengaja agar efek jera itu sampai kepada masyarakat. Presiden Soeharto mengklaim, efek jera yang dibawa oleh Petrus terasa lebih nyata daripada hukuman-hukuman lain yang telah ada di Indonesia.
Korban Petrus biasanya ditemukan dengan ciri-ciri yang hampir sama. Umumnya, korban punya tiga luka tembak di tubuhnya. Enggak itu saja, sejumlah korban Petrus sebagian besar juga ditemukan dengan luka cekik di lehernya.
Di atas mayat yang dibiarkan tergeletak, pelaku biasanya akan meninggalkan uang Rp 10 ribu untuk biaya penguburan. Serem banget, Kawula Muda....
Peristiwa mengecamkan ini, menjadi kontroversi di Indonesia saat itu, ada yang setuju dan ada yang tidak.
Amnesti Internasional juga mengirimkan surat untuk menanyakan kebijakan pemerintah Indonesia. Lantaran banyak perdebatan dan tekanan dari internasional yang tak kunjung henti, Petrus diakhiri pada 1985.