Hai Kawula Muda, akhirnya Tesla enggak jadi bangun pabrik di Indonesia.
Berita tentang Tesla akan membangun pabrik di Indonesia sudah lama menjadi perbincangan. Terutama setelah disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dan diisukan pabrik Tesla ini akan berdiri di wilayah Batang, Jawa Tengah.
Sejak pertemuan delegasi Indonesia di pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla di Austin, Texas, pada 26 April lalu, pihak Kemenko Marves dan tim dari Tesla yang ditunjuk oleh Elon Musk terus melakukan negosiasi secara intensif.
Hal itu untuk merumuskan berbagai hal terkait detail formula investasi yang akan dipakai. Namun demikian, keputusan akhir mengenai investasi akan berada di tangan perusahaan.
Sayangnya hingga kini, keputusan untuk berinvestasi di Indonesia tampak akan sulit terealisasi. Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, alasan bos Tesla Elon Musk malas untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia adalah karena sektor hulu industri di Indonesia masih bergantung pada batu bara.
“Itulah mengapa Tesla malas bikin pabrik di Indonesia, karena dia bingung, kenapa dia harus mempertanggungjawabkan pembiayaan yang basisnya adalah standar ESG,” ungkap Bhima di Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Bhima mengungkapkan, bauran energi yang bergantung dari batu bara menyebabkan keuangan PLN sempat mengalami masalah.
Hal ini karena PLN harus menanggung oversupply dari pembangkit listrik yang dominasinya adalah batu bara.
Ketika harga batu bara mengalami kenaikan akan menyebabkan risiko terjadinya black out listrik, karena eksportir batu bara lebih memilih menjual batu bara ke pasar ekspor dibandingkan men-supply kepada PLN.
Di sisi lain, fluktuasi harga batu bara dinilai bisa menyebabkan pencemaran lingkungan, di mana industri masa depan seperti baterai dan kendaraan listrik bersih, ternyata energi primernya masih bersumber dari PLTU batu bara.
“Jadi, itu faktanya kita enggak bisa move on dari batu bara. Tidak ada strategi untuk menurunkan oversupply listrik. Disuruh beli mobil listrik, kompor listrik padahal di hulunya tidak ada perbaikan yang signifikan,” lanjut Bhima.
Nah bagaimana menurut Kawula Muda, kira-kira kapan ya Indonesia akan mulai menikmati udara yang bersih bebas dari asap hasil pembakaran bahan bakar fosil? Semoga secepatnya ya!