Semoga anak dan ibunya tidak apa-apa, ya, Kawula Muda!
Fenomena ‘manusia silver’ sedang merajalela di Indonesia akibat dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Menjadi 'manusia silver' menjadi salah satu 'pekerjaan baru' untuk mencari pundi-pundi uang.
Hal inilah yang dilakukan oleh seorang ibu di daerah Pamulang, Tangerang Selatan, tepatnya di SPBU Parakan. Tak hanya sendiri, ibu tersebut juga tega membawa serta bayi yang baru berusia 10 bulan untuk dijadikan 'manusia silver'.
Mendapat laporan mengenai keberadaan 'manusia silver' tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) langsung terjun ke lokasi. Satpol PP menemukan ibu dan sang bayi yang menjadi viral itu. Mereka diketahui tinggal mengontrak di Jalan Salak dan bayi tersebut ternyata adalah anak tetangga yang dititipkan.
Ibu kandung bayi tersebut menitipkan anaknya yang baru berusia 10 bulan ke tetangga karena ia harus bekerja. Namun, tanpa sepengetahuannya, anaknya justru diajak untuk mengamen dan menjadi 'manusia silver'.
Kini, bayi dan ibu kandungnya yang berinisial CK (21 tahun) telah dibawa ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas di Melati, Jakarta Timur. Kepala Balai Rehabilitasi Romal Uli Jaya Sinaga mengatakan sang ibu serta anaknya sekarang berada dalam keadaan sehat dan sedang diberi bimbingan khusus.
“Kondisi sehat. Secara psikologis dia lebih senang, karena di sana dia kontrak, sanitasi buruk, kondisi makan enggak makan. Jadi kita bawa ke sini kita berikan kebutuhan dasarnya, sehingga tampak lebih fresh,” kata Romal mengutip Detikcom, Senin (27/09/2021).
Romal mengklaim CK serta anaknya mendapatkan fasilitas dan kebutuhan yang memadai saat berada di balai rehabiltiasi. Di balai ini pula, CK akan diberikan bantuan secara psikologis serta pelatihan soft skill untuk kebutuhan CK dalam mewujudkan usaha mi ayamnya.
“Pastinya kita melakukan upaya penyembuhan psikologis, dia kan ditinggal suaminya, dia dulu harus menghidupi anaknya, dia harus bekerja sendiri, anaknya dititipin tiba-tiba dieksploitasi orang lain jadi 'manusia silver'. Secara psikologis itu pasti terganggu, nah itu kita perbaiki,” ucap Romal.
CK juga menyampaikan bahwa dirinya merasa senang berada di Balai Melati karena dirinya merasa difasilitasi selama di sana. Meskipun begitu, dirinya memiliki keinginan untuk kembali ke keluarganya yang berada di Brebes, Jawa Tengah.
“Masih dipikirkan, cuma pengin pulang ke Brebes, bapak lagi sakit makin kurus katanya, tapi saya masih pengin coba di sini (Balai Melati) dulu,” ungkap CK.