Hai Kawula Muda, Facebook bakal bubar? Waduh!
Salah satu aplikasi media sosial yang terpopuler di kalangan masyarakat, Facebook, kembali menghadapi masalah. Kali ini, perusahaa Mark Zuckerberg itu dituntut untuk dibubarkan.
Kabar yang tengah ramai di berbagai media massa ini ternyata berawal dari Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat yang meminta agar Facebook dibubarkan.
Mereka meminta pengadilan federal memaksa perusahaan Facebook agar menjual anak perusahaannya seperti Instagram dan WhatsApp sebagai bisnis independen.
Dilansir dari NBC News, gugatan tersebut meminta pengadilan untuk memerintahkan divestasi aset, divestasi atau rekonstruksi bisnis (termasuk, tetapi tidak terbatas pada Instagram dan atau WhatsApp), serta kemungkinan bantuan lain yang mungkin ingin ditambahkan oleh pengadilan.
“Facebook telah mempertahankan posisi monopolinya dengan memberli perusahaan yang menghadirkan ancaman persaingan dan dengan memberlakukan kebijakan membatasi yang tidak dapat dibenarkan, menghalangi saingan aktual atau potensial yang tidak dapat diperoleh Facebook,” ujar komisi tersebut dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal di Washington DC, Rabu (9/12/2020).
Gugatan itu tidak secara eksplisit menyerukan agar Facebook dibubarkan, melainkan meminta pengadilan federal untuk menghentikan perilaku anti-persaingan Facebook secara umum, termasuk mengambil tindakan lain yang dianggap sesuai oleh pengadilan.
Facebook mengatakan sedang meninjau dua tuntutan hukum tersebut dan menunjukkan bahwa FTC menyetujui akuisisi Instagram dan WhatsApp pada saat itu. Sementara ini, saham Facebook juga turun 4 persen.
Pengumuman tersebut merupakan langkah besar yang telah dibuat selama bertahun-tahun antara Facebook dengan beberapa perusahaan teknologi besar AS lainnya yang telah tumbuh dengan cepat dalam 10 tahun terakhir dengan sedikit pengawasan pemerintah.
Belakangan, serangkaian tuntutan hukum mulai muncul dan mengancam dominasi perusahaan teknologi besar Amerika.
Bahkan, Facebook seringkali dikecam oleh tokoh-tokoh politik AS, termasuk oleh sang presiden terpilih Joe Biden.