Kawula Muda, lo sendiri waktu sekolah pernah ikutan les apa sih?
Pemerintah China melarang adanya lembaga bimbingan belajar dan les privat di negaranya. Aturan ini ditetapkan di Beijing pada Sabtu (24/07/2021).
Dilansir dari salah satu media China, Xinhua, alasan pemerintah melarang bimbel dan les privat adalah demi mengurangi beban finansial keluarga.
Menurut pemerintah setempat, beban finansial akibat biaya pendidikan di Beijing menyebabkan angka kelahiran menurun di China.
Dengan peraturan baru tersebut seluruh institusi yang menawarkan bimbingan belajar dan mengajarkan kurikulum sekolah akan terdaftar sebagai organisasi nirlaba atau lembaga non-profit sehingga mereka dilarang mengumpulkan keuntungan melalui kegiatan terkait.
Pemerintah setempat juga akan menerapkan pengawasan ekstra terhadap perusahaan bimbingan belajar online yang beroperasi.
Selain itu, pemerintah juga akan melarang kegiatan bimbingan belajar setelah aktivitas sekolah, selama akhir pekan, hari libur, dan liburan sekolah.
Aturan baru ini membuat bisnis pendidikan swasta terancam rugi miliaran dolar. Pasalnya, aturan ini memicu saham perusahaan pendidikan swasta China dan Hong Kong, anjlok sebesar 30-40 persen. Sub-indeks industri pendidikan China juga ikut turun sebanyak 14 persen.
Salah satu perusahaan berbasis pendidikan, TAL Education Group yang terdaftar di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka memperkirakan aturan baru itu memiliki dampak material yang merugikan layanan bimbel.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Gaotu Techedu, New Oriental Education & Technology Group, Koolearn Technology, Scholar Education Group, dan China Bestudy Education Group.
Sektor pendidikan swasta China kini berada dalam pengawasan pemerintah sebagai bentuk dorongan dalam mengurangi tekanan pada anak sekolah dan mengurangi beban biaya pada orang tua.
“Dalam jangka panjang, ini jelas merupakan kabar baik bagi anak-anak karena mereka tidak harus membenamkan diri dalam pekerjaan rumah yang tak ada habisnya. Tapi di sisi lain, mungkin ini juga tidak terlalu bagus jika mereka gagal masuk universitas yang bagus,” ujar Zhu Li, salah satu orang tua yang tinggal di Distrik Haidian, Beijing.