Ada-ada aja deh aturan sekolahnya
Sebuah sekolah menengah di Texas telah mengeluarkan larangan bagi siswa untuk mengenakan pakaian serba hitam ke kelas, Kawula Muda.
Sekolah bernama Charles Middle School ini merupakan salah satu sekolah di El Paso Texas, Amerika Serikat.
Larangan mengenakan pakaian serba hitam ini dilakukan setelah pihak sekolah menyatakan bahwa warna hitam dianggap terkait dengan depresi dan masalah kesehatan mental.
Meskipun hitam merupakan salah satu warna resmi di Charles Middle School di El Paso, aturan berpakaian untuk tahun ajaran 2024-2025 tidak lagi memperbolehkan siswa mengenakan pakaian serba hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kepala Sekolah Nick DeSantis mengumumkan perubahan ini dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada orang tua menjelang dimulainya tahun ajaran baru.
Dalam surat tersebut, DeSantis menjelaskan bahwa pakaian serba hitam kini dikaitkan dengan kondisi psikologis negatif seperti depresi dan masalah kesehatan mental, serta dengan perilaku kriminal.
Pihak sekolah merasa bahwa anak-anak yang bahagia dan sehat, yang siap untuk belajar, lebih sesuai dengan citra sekolah mereka, dan oleh karena itu, kebijakan baru ini diimplementasikan untuk mendukung lingkungan belajar yang positif dan produktif.
Aturan berpakaian terbaru ini juga melarang penggunaan kaus dengan tudung dan saku seperti hoodie. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko siswa menyembunyikan barang-barang yang tidak seharusnya mereka bawa ke sekolah.
Norma De La Rosa, presiden Asosiasi Guru El Paso, menjelaskan bahwa siswa masih boleh memakai celana pendek hitam saat kelas olahraga dan pada hari berpakaian bebas. Namun, mereka tidak diperbolehkan mengenakan pakaian full hitam.
Untuk perbandingan, aturan berpakaian dari tahun ajaran lalu, yang bisa ditemukan di buku panduan siswa di situs web resmi sekolah El Paso, para siswa diperbolehkan mengenakan kaos polo berwarna solid seperti hijau, abu-abu, atau hitam.
Selain itu, bawahan yang disetujui bisa berwarna hitam atau khaki, dan celana jeans biru boleh dipakai pada hari-hari tertentu.
Kebijakan ini mendapatkan banyak protes dari orang tua, alumni, dan masyarakat sekitar. Banyak yang kemudian mempertanyakan kenapa sekolah melarang warna pakaian tertentu, alih-alih fokus pada investasi untuk kesehatan mental, program anti-bullying, atau inisiatif kesehatan lainnya.
Setelah reaksi negatif, pejabat Distrik Sekolah Independen El Paso mulai meragukan keputusan tersebut.
Mereka mengakui bahwa perubahan aturan berpakaian diumumkan terlalu cepat sebagai keputusan final, padahal seharusnya hanya sebagai rekomendasi.
Dikutip dari BBC, distrik sekolah menyatakan penyesalan atas miskomunikasi terkait maksud perubahan aturan tersebut.