Stay safe, Kawula Muda, penyakitnya disebut mudah menular nih.
Varian baru Covid-19 kini hadir kembali di Indonesia dengan nama varian XBB. Adanya varian baru ini menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi serupa dengan kasus di Singapura.
Dilansir dari laman Kemenkes, Senin (24/10/2022), Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan, peningkatan kasus XBB di Singapura jauh lebih cepat dari sebelumnya, yaitu BA.5 dan BA.2.
"Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," ujar Syahril.
Kini, sudah tercatat 24 negara yang melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, kasus pertama XBB merupakan transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Syahril juga akan meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara. Selain itu, meminta masyarakat tetap menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker.
Dilihat dari pasien pertama di Indonesia yang terkena varian XBB, gejalanya hampir mirip dengan Covid-19 pada umumnya, seperti batuk.
"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," terang Syahril.
Melansir dari Detik Health, Konsultan Penyakit Menular di Rumah Sakit Manipal HCMCT, India, pasien Covid-19 varian XBB terpantau mengalami gejala ringan.
"Pada varian ini juga, kebanyakan kasusnya ringan dengan gejala saluran pernapasan atas seperti sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan beberapa orang juga datang dengan banyak mialgia (nyeri otot) dan gerakan longgar atau keluhan perut," tulisnya dari India Times.
Walau demikian, gejalanya bisa memburuk untuk mereka yang kekebalan imunitasnya berkurang, loh Kawula Muda, apalagi ditambah dengan penyakit penyerta.
"Namun bisa memburuk dalam semua kasus pasien dengan kekebalan atau imunitas, orang yang menginap diabetes, yang berusia lanjut yang menunjukkan infeksi buruk dan memiliki kemungkinan rawat inap," tambahnya.
- Batuk terus-menerus
- Sakit kepala
- Nyeri dada
- Perubahan indera penciuman
- Gangguan pendengaran
- Menggigil
Seperti pada laman Kemenkes, Syahril mengatakan bahwa parahnya varian XBB tidak lebih tinggi dibandingkan dengan varian Omicron namun diimbau harus tetap waspada.
"Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi."
Maka dari itu, Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan, pakai masker, dan segera tes jika mengalami tanda dan gejala Covid-19.
Ditambah pula vaksinasi booster untuk meningkatkan proteksi terhadap penyakit menular ini.
"Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19," imbau Syahril.