Ia pun mengingatkan agar tidak membohongi rakyat dengan menyebut Indonesia banyak utangnya, Kawula Muda!
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa angka utang Indonesia termasuk yang terkecil di dunia. Karena itu, ia meminta seluruh pihak agar tidak berbohong soal utang Indonesia.
“Saya jelaskan lagi, jangan bohongi rakyat Rp 7.000 triliun (total utang pemerintah). Kita salah satu negara punya utang terkecil di dunia. 40 persen sekian dari PDB itu di-manage dengan baik,” tuturnya pada acara peletakan batu pertama Tol Serang-Panimbang Seksi 3 di Pandeglang, Banten, pada Senin (08/08/2022) mengutip Kumparan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa utang tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan produktif. Salah satunya yakni proyek pembangunan jalan tol tersebut. Dengan demikian, keuntungan yang didapat nantinya dapat membayar utang tersebut.
“Peminjaman ini memang, tetapi seperti ini kalau ini dibangun itu simpul-simpul ekonomi akan timbul dan akan membayar sendiri utangnya itu,” lanjut Luhut.
Lebih lanjut, Luhut juga menjelaskan bahwa terdapat berbagai keuntungan ekonomi dari pembangunan infrastruktur yang memadai. Dengan contoh tol Serang-Panimbang tersebut, Luhut mengatakan bahwa ekonomi di Banten akan tumbuh hingga 6 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah di semester I 2022 adalah Rp 7.123,6 triliun. Utang tersebut pun terdiri atas Surat Berharga Negara (88,46 persen) dan pinjaman dalam serta luar negeri (11,5 persen).
Hal serupa pun telah dikatakan oleh Luhut sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa Indonesia mampu membayar utang-utang tersebut.
"Orang bilang kita ini utangnya banyak, betul Rp 7.000 triliun. Tapi kita bandingkan itu hanya 41 persen dari produk domestik bruto (PDB) kita," ujar Luhut dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center di Bogor, sebagaimana disiarkan YouTube PPAD TNI, Jumat (5/8/2022) mengutip Kompas.
Adapun ia kembali menegaskan bahwa utang tersebut digunakan untuk proyek-proyek yang membantu perekonomian masyarakat.
“Bukan uang yang hilang. Semua dibayar. Pembangunan,” tegasnya.