Karena Rusia dapet sanksi internasional, Kawula Muda!
Dampak invasi Rusia ke Ukraina semakin meluas, salah satunya di bidang keuangan. Dikutip dari Asumsi, seorang desainer grafis dan pengusaha Rusia bahkan tidak bisa menarik uang tunai dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Bali. Ia pun mengakui terkejut karena dampak invasi yang begitu meluas tersebut.
“Ada banyak propaganda dari pihak Eropa dan Rusia. Kami agaknya sudah berekspektasi akan adanya sesuatu, tetapi kami tidak berpikir itu akan menjadi sebesar ini,” ujarnya dikutip dari Asumsi, Jumat (11/03/2022).
Adapun pemblokiran tersebut disebabkan oleh dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran global, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Hal itu merupakan sanksi yang dijatuhkan Jerman dan negara-negara barat lainnya terhadap Rusia.
Padahal, layanan tersebut membuat bank antar negara dapat terhubung satu sama lain. Ketika Rusia terputus dari layanan tersebut, pembayaran lintas negara jadi terblokir dengan bank Rusia.
Banyak orang Rusia yang kini mencari cara untuk menarik uang tunai. Misalnya dengan mengajukan akses permohonan kartu ATM Indonesia, hingga mencari mata uang kripto dengan rekening bank teman.
Seorang perempuan mengakui sempat melihat sekelompok uang Rusia yang mengantre di ATM untuk menarik uang tunai sebelum diblokir. Namun, mereka tetap tidak berhasil mengambil uang tunainya.
Menurutnya, banyak orang Rusia di Bali yang kini memakai kripto untuk mengambil uang tunai. Nantinya, mereka akan membuka rekening bank lokal agar kripto tersebut dapat dicairkan.
“Ini telah menciptakan masalah besar bagi kami. Kami benar-benar kehilangan keuangan kami, sepertinya mereka telah benar-benar beku dan kamu tidak dapat menggunakannya sama sekali di sini,” tutur turis lain, Ivanov (27) dikutip dari Asia Financial.
Data statistik Indonesia menyebut lebih dari 1.150 orang Rusia memasuki Indonesia sejak Januari 2022 lalu. Salah satu manajer kafe di Bali, Rifki Saldo Yanto, turut menyebut sering kali kartu kredit orang Rusia terblokir di Indonesia. Karena itu, mereka kerap menggunakan uang tunai sebagai alternatif pembayaran.