Organ tubuh manusia ini digunakan sebagai produk fashion.
Kepolisian Brasil menyelidiki pengiriman paket yang diduga berisi potongan tubuh manusia. Paket tersebut dinyatakan sudah dikirimkan ke Singapura.
Terdapat tiga plasenta manusia yang dikirim dari Manaus, Brasil ke Singapura. Polisi pun melakukan penggerebekan laboratorium di Amazonas State University (UEA), di Kota Manaus.
"Laboratorium anatomi melakukan ekstraksi cairan tubuh," ujar polisi, mengutip pada laman Vice, Kamis (24/02/2022).
Organ manusia diawetkan dengan metode plastinasi, di mana organ tubuh ahli seseorang diisi silikon serta epoksi agar tidak membusuk.
Divisi anti perdagangan manusia Kepolisian Brasil kemudian berhasil menangkap beberapa orang yang terlibat pengiriman paket tersebut. Beberapa karyawan dari lab di UEA telah diberhentikan akibat kasus ini. Profesor yang mengawetkan organ juga menjadi tersangka.
Seorang desainer fashion Indonesia menjadi sorotan kasus ini lantaran pernah membuat sebuah produk menggunakan organ tubuh manusia. Arnold Putra, seorang desainer asal Indonesia, pernah membuat rancangan tas yang terbuat dari tulang belakang anak osteoporosis pada tahun 2016.
Namun, saat itu Arnold mengungkap tulang tersebut ia dapatkan secara legal dan bersertifikat di Kanada.
Pihak Vice World News juga melakukan konfirmasi kepada kantor Imigrasi Singapura atas dugaan perdagangan organ ini, dan melakukan penyelidikan tujuan kedatangan Arnold ke Singapura.
Jika benar adanya kasus ini, pihak terkait telah melanggar UU Perdagangan Manusia dengan penjualan organ untuk tujuan komersial tanpa izin dan ancaman hukuman maksimal delapan tahun penjara, menurut hukum Brasil.