Bakal diganti pakai apa nih?
Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto akan melakukan penghapusan Angkutan Kota (Angkot) di pusat kota Bogor mulai Desember 2023.
Bima Arya sudah menyusun rencana jangka panjang untuk penghapusan angkot secara total di pusat Kota Bogor mulai akhir tahun ini. Nantinya, angkot akan diganti dengan angkutan umum lainnya seperti Bus Kota atau BisKita Trans Pakuan sebagai solusi menunggu LRT sampai ke Bogor.
Dilansir dari Kumparan, Bima Arya mengungkapkan alasan penghapusan angkot di Bogor karena jadi salah satu penyebab kemacetan di wilayah tersebut. Jumlah angkot di kota hujan ini tersebut sudah lebih dari 3.000 unit, Kawula Muda.
"Macet di Bogor itu satu, karena angkotnya kebanyakan. Angkot itu 3.412. Nah ini sejak 2 tahun lalu sudah jadi badan hukum," kata Bima Arya.
Saat ini Bima Arya dan warga Bogor juga sedang menunggu kelanjutan dari pembangunan Stasiun LRT Bogor, yang mana pembangunan ini wewenang dari pemerintah pusat.
Kabarnya, pembangunan tersebut mengalami tersendat biaya dan pembebasan lahan. Padahal, jika bisa selesai dengan cepat, jalur LRT akan jadi salah satu solusi memperbaiki transportasi dan kemacetan di Bogor selain menghilangkan angkot di pusat kota tersebut.
“Angkotnya nanti minggir. Desember ini di jalur utama (Kota Bogor) gak ada angkot lagi, itu dalam rangka menyambut LRT yang belum datang-datang sampai sekarang.”
“Makanya kita buat konversi angkot jadi bus, makanya kita desain trem dalam rangka menyambut LRT. Kalau 45 menit dari Baranangsiang ke Dukuh Atas itu berarti kita harus siap-siap membangun sarana TODn-ya. Nah ini sedang kita siapkan," lanjut Bima Arya.
Sebelumnya pada Mei lalu, Bima Arya sudah pernah menyebutkan tentang transformasi angkutan umum ini. Saat itu, dirinya mengklaim di Bogor sudah ada 57 bus dan akan ditambah lagi sebanyak 26 unit di tahun 2023.
"Angkot ini bertahap akan hilang dari pusat kota. Sudah kita konversi nanti tiga angkot akan menjadi satu bus. Jadi di pusat kota akan berkurang jumlahnya. Lalu jadi feeder tahun ini mulai prosesnya," ungkap Bima Arya.
“Kita berharap kalau bus-bus listrik lebih murah, maka transformasi lebih cepat. Dalam satu-dua tahun transportasi publik Bogor bisa listrik semua," lanjutnya.
Sebenarnya, Bogor ingin memiliki bus bertenaga listrik, namun tantangannya berada di persoalan harga dan biaya. Jika saja bus listrik bisa memiliki harga yang lebih murah, maka transformasi kendaraan umum di Bogor mampu bergerak lebih cepat.
Di samping itu, Presiden Jokowi memang menaruh banyak perhatian di sektor transportasi umum dengan kendaraan listrik di Indonesia dalam perancangan green economy. Di Jakarta sendiri, bus listrik sudah marak dioperasikan untuk mengganti bis dengan BBM.