Benarkah Vitamin C Bisa Melindungi Kita dari Covid-19?

Kawula Muda, Vitamin C jadi salah satu barang yang paling diburu sejak pandemi Covid-19 terjadi.

Vitamin C. (FREEPIK.COM)
Sat, 05 Sep 2020

Diyakini mampu meningkatkan stamina, vitamin C sempat langka di pasaran sejak mencuatnya virus corona yang menyebabkan pandemi di hampir seluruh dunia. Selain langka, harganya pun meningkat berkali lipat.

Pada saat yang sama, dokter dan peneliti terus mempelajari efek vitamin C dosis tinggi pada virus corona baru, dan sementara ini berkesimpulan, tidak ada suplemen, termasuk vitamin C, yang dapat mencegah atau mengobati COVID-19. 

Dikutip dari Healthline.com, artikel ini mengulas apa itu vitamin C, bagaimana pengaruhnya terhadap kekebalan, bagaimana dicoba untuk pengobatan COVID-19 di rumah sakit, dan apakah mengonsumsi suplemen oral bermanfaat.

Apa itu vitamin C?

Buah penghasil vitamin C. (FREEPIK.COM)

 

Vitamin C adalah nutrisi dengan banyak peran penting dalam tubuh manusia. Sebagai antioksidan, vitamin C dapat menetralkan senyawa yang tidak stabil di tubuh yang disebut radikal bebas, dan membantu mencegah atau membalikkan kerusakan sel.

Nilai harian (The Daily Value, DV) untuk vitamin C adalah 90 mg per hari. Pengecualian terhadap wanita menyusui membutuhkan tambahan 30 mg dan orang yang merokok membutuhkan tambahan 35 mg per hari.

Sangat mudah untuk memenuhi kebutuhan vitamin C melalui diet, selama kita makan berbagai buah dan sayuran. Misalnya, satu jeruk berukuran sedang menyediakan 77% DV, dan 160 gram (satu mangkuk kecil)  brokoli matang menyediakan 112% DV.

Bagaimana pengaruh Vitamin C terhadap kekebalan?

Vitamin C. (FREEPIK.COM)

 

Vitamin C memengaruhi kesehatan imunitas dalam beberapa cara. Aktivitas antioksidannya dapat mengurangi peradangan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan.

Vitamin C juga menjaga kesehatan kulit dengan meningkatkan produksi kolagen, di mana salah satu fungsi kulit adalah sebagai penghalang fungsional untuk mencegah senyawa berbahaya memasuki tubuh.

Vitamin C di kulit juga dapat meningkatkan penyembuhan luka. Vitamin ini juga meningkatkan aktivitas fagosit, sel kekebalan yang dapat "menelan" bakteri berbahaya dan partikel lainnya

Selain itu, vitamin C juga mampu mendorong pertumbuhan dan penyebaran limfosit, sejenis sel kekebalan yang meningkatkan antibodi yang bersirkulasi dengan protein yang dapat menyerang zat asing atau berbahaya dalam darah.

Dalam studi tentang keefektifan terhadap virus yang menyebabkan flu biasa, vitamin C tampaknya tidak membuat kita cenderung tidak terkena flu, tetapi dapat membantu mengatasi flu lebih cepat dan membuat gejalanya tidak terlalu parah.

Vitamin C dan Covid-19

Kapsul vitamin C. (FREEPIK.COM)

 

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Chinese Journal of Infection Diseases, Shanghai Medical Association mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi sebagai pengobatan untuk orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Hal tersebut didasarkan pada tinjauan pada 2019 yang menemukan bahwa pengobatan vitamin C dosis tinggi dapat membantu orang yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) untuk penyakit kritis, dengan mengurangi lama rawat ICU sebesar 8% dan memperpendek durasi ventilasi mekanis sebesar 18,2%.

Vitamin C dosis tinggi saat ini sedang diuji untuk melihat apakah dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita Covid-19.

Hasil sementara menunjukkan tidak ada bukti bahwa suplemen vitamin C oral dosis tinggi dapat membantu penderita penyakit tersebut.

Pada beberapa kasus, vitamin C dosis tinggi tampak menjanjikan untuk pengobatan Covid-19, tetapi dosisnya sangat tinggi dan diberikan melalui injeksi intervena (bukan diminum). Itu pun hanya diberikan pada kasus yang cukup parah sehingga membutuhkan rawat inap.

Apakah kita perlu suplemen Vitamin C? 

Kapsul vitamin C. (FREEPIK.COM)

 

Sekali lagi, saat ini tidak ada bukti yang mendukung penggunaan suplemen vitamin C oral untuk mencegah COVID-19. Vitamin C dapat membantu mempersingkat durasi dan tingkat keparahan pilek yang disebabkan oleh virus lain, tetapi ini bukan jaminan bahwa vitamin C akan memiliki efek yang sama pada virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Selain itu, vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, yang berarti bahwa jumlah berlebih tidak disimpan di tubuh kita, tetapi dibuang melalui urin.

Suplemen vitamin C dosis tinggi bahkan menyebabkan diare, karena memicu sinyal pada tubuh untuk menarik air keluar dari sel dan masuk ke saluran pencernaan kita. 

Pilihan terbaik kita adalah memperbanyak makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayuran, yang secara alami menyediakan semua vitamin C yang dibutuhkan orang sehat, bersama dengan banyak nutrisi dan antioksidan lainnya.

Bagaimana kiat memilih suplemen?

Vitamin C. (FREEPIK.COM)

 

Jika kita memilih untuk mengonsumsi suplemen vitamin C, penting untuk memilih yang berkualitas tinggi dan menggunakan dosis yang tepat. Batas atas untuk vitamin C tambahan yang dapat dikonsumsi kebanyakan orang setiap hari tanpa efek negatif adalah 2.000 mg.

Sebagian besar suplemen vitamin C memberikan dosis harian antara 250 hingga 1.000 mg, sehingga dapat dengan mudah melebihi batas jika Anda tidak berhati-hati.

Pastikan juga untuk membaca kemasan dan hanya mengambil dosis yang dianjurkan untuk menghindari komplikasi. Jika memiliki kekhawatiran tentang suplemen vitamin C, kita harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum menambahkannya ke rutinitas kita.

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa vitamin C adalah nutrisi penting yang bisa menjaga sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik.

Meskipun saat ini belum ada obat spesifik untuk COVID-19, tindakan pencegahan seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan menjaga kebersihan yang tepat dapat membantu melindungi kita dari penyakit tersebut.

Berita Lainnya