Karena dianggap 'merugikan dalam banyak aspek', Kawula Muda!
Media sosial Twitter baru saja menuntut miliarder Elon Musk ke pengadilan. Hal itu terkait dengan batalnya pembelian Twitter oleh salah satu orang terkaya di dunia tersebut.
“Setelah menjadikan Twitter sebagai tontonan publik, dan setelah menandatangani perjanjian merger penjual, Musk tampaknya percaya bahwa ia - tidak seperti pihak lain yang tunduk pada hukum kontrak Delaware - bebas untuk berubah pikiran,” tulis gugatan tersebut seperti dikutip dari BBC pada Rabu (13/07/2022) .
Gugatan tersebut juga menulis bahwa Musk telah mengganggu operasional serta menghancurkan nilai pemegang saham Twitter. Karena itu, tertulis ‘gugatan panjang’ dari Twitter kepada Elon Musk.
Sebelumnya, pimpinan Twitter, Bret Taylor, menulis dalam lamannya bahwa ia ingin meminta pertanggungjawaban Elon Musk atas kewajiban kontraknya.
Sebagai balasan, Elon Musk menulis, “Oh adalah sebuah ironi (tertawa keras)”.
Diketahui, Elon telah menandatangani kesepakatan 44 miliar dollar AS dengan Twitter. Namun, pada Jumat (08/07/2022) lalu, Musk mengumumkan bahwa ia meninggalkan kesepakatan tersebut.
Alasannya yakni Twitter belum memberikan informasi lengkap mengenai jumlah akun palsu serta spam di platform tersebut. Selain itu, disebutkan alasan pembatalan tersebut adalah peristiwa merugikan secara material.
Kini, Twitter telah meminta pengadilan Delaware untuk memaksa Musk menyelesaikan proses merger tersebut. Mereka mengatakan bahwa Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi dengan harga dan persyaratan yang disepakati dengan Musk.