Kawula Muda, menurut lo gimana dengan plang ini?
Kawula Muda, Kawasan Kampung Hijau yang kini dikenal dengan nama Gajah Wong Educational Park di DI Yogyakarta kerap kali menjadi tempat pilihan para keluarga, teman-teman, dan sahabat untuk berkumpul.
Taman "tersembunyi" di tengah kota Jogja itu memang terkenal indah dan nyaman. Namun, malahan menjadi tempat pacaran ataupun tempat terselubung anak sekolah yang berniat untuk bolos.
Maka dari itu, sebuah plang merah larangan berpacaran dipasang sejak 2018. Pada plang tersebut tertulis "Dilarang pacaran (berduaan). Pacaran & vandalisme akan didenda Rp 2.000.0000,- Melaporkan diberi hadiah 50% dari denda."
Pun pada sisi kanan bawah juga ditulis "Area ini terpantau CCTV."
Melansir kumparan, koordinator Kampung Hijau Gambiran, Agus Susanto menjelaskan bahwa larangan itu berangkat dari keresahan masyarakat sekitar.
"Itu berawal dari kegelisahan sebagai masyarakat ruang terbuka hijau hanya dipakai untuk anak-anak sekolah bolos. Anak-anak bolos, pacaran di sini dan perilakunya sudah menggelisahkan," tuturnya pada Minggu (31/10/2021).
Ia menambahkan bahwa anak-anak tersebut melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan di luar batas. Pun pihaknya khawatir, area tersebut akan dijadikan tempat mesum.
Sementara itu, pemasangan plang sendiri merupakan inisiatif warga dan tidak melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Aturan tersebut pun hanya untuk menakuti-nakuti mereka agar lebih menjaga keamanan dan kenyamanan setempat.
"Walaupun aturan itu istilahnya hanya untuk nakut-nakutin anak-anak itu bawa kalau di sini pacaran didenda. Tapi sebenernya kita nggak berani praktekan denda itu sendiri karena itu kan nggak ada dasar hukumnya. Kita malah dikatakan preman nanti di sini. Itu hanya untuk nakut-nakuti," ungkapnya lagi.
Sejak plang tersebut dipasang, setidaknya terlapor 6 kali kejadian di mana warga menangkap basah anak-anak yang hampir berbuat mesum.
"Kira-kira 6. Rata-rata anak SMP, kalau mahasiswa hampir enggak pernah, karena mungkin secara kedewasaan (paham), anak SMA enggak se-vulgar anak SMP," kata Agus.