Simak fakta yang harus lo ketahui soal fenomena cuaca panas di Indonesia, Kawula Muda!
Kawula Muda, tidak sedikit orang yang mengeluhkan cuaca panas yang akhir-akhir ini terasa. Fenomena cuaca panas di Indonesia menjadi bahan perbincangan yang menyita perhatian, sebab memberikan berbagai dampak kepada kegiatan masyarakat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan jika fenomena suhu dan cuaca panas yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi.
Meski begitu, banyak masyarakat tetap mengeluh tentang cuaca yang begitu panas. Sebenarnya apa yang membuat cuaca sangat panas akhir-akhir ini? Lalu, apa dampak cuaca panas bagi kesehatan?
Simak kompilasi lengkap fakta fenomena cuaca panas di Indonesia yang sudah dirangkum oleh Prambors di bawah ini!
Faktanya, Indonesia tengah berada di musim kemarau dengan suhu rata-rata yang dapat mencapai 37 derajat Celsius, Kawula Muda. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan setidaknya ada lima alasan mengapa Indonesia mengalami fenomena suhu panas belakangan ini.
1. Dinamika atmosfer yang tidak biasa. Hal ini pun terjadi bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh wilayah Asia.
2. Gerakan semu matahari juga menambah lonjakan panas bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Tren perubahan iklim akibat pemanasan global yang menyebabkan panasnya cahaya matahari.
4. Indonesia tengah memasuki musim kemarau. Fenomena ini secara normal terjadi pada bulan April dan Mei setiap tahunnya di Indonesia.
5. Intensitas maksimum radiasi matahari akibat cuaca yang sangat cerah dan awan yang sedikit.
Lebih lanjut, fenomena suhu panas yang ada di Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu Matahari yang merupakan siklus biasa setiap tahunnya. Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, potensi suhu udara panas seperti saat ini dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
“Indonesia kini tengah memasuki musim kemarau, dominasi angin monsun Australia umumnya bersifat kering dan kelembapan udaranya kurang, cuaca cenderung cerah, dan kurang tutupan awan, menyebabkan intensitas radiasi matahari optimal diterima permukaan,” tulis keterangan resmi akun BMKG di media sosial pada Selasa (25/04/2023).
BMKG menyatakan Indonesia tidak mengalami gelombang panas atau heatwave karena pada umumnya, gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, seperti belahan Bumi bagian Utara maupun Selatan.
Sedangkan, wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas.
Meski begitu, beberapa negara seperti di Asia Selatan rupanya terdampak heatwave, Kawula Muda.
Melalui rilisan resmi BMKG, Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat Celsius yang telah berlangsung beberapa hari belakangan.
Myanmar misalnya, seperti yang dilansir South East Asian Today melalui Straits Times, suhu panas yang terjadi di negara tersebut sudah mencapai 45 derajat Celsius, Kawula Muda!
Tidak hanya itu, di Bangladesh, suhu panas di negara tersebut mencapai 51,2 derajat Celsius. Lalu, di India, suhu dapat mencapai 44,6 derajat Celsius yang menyebabkan aspal jalanan meleleh.
Menurut BMKG, gelombang panas atau heatwave biasanya berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dalam beberapa hari, berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas.
Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalir masuk ke area tersebut, Kawula Muda.
"Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas," ujar BMKG.
Heatwave atau gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO), melansir Detik.
Ramai dibicarakan, masyarakat semula menganggap Indonesia turut masuk ke dalam gelombang panas atau heatwave yang terjadi di beberapa negara.
Namun, BMKG menegaskan jika masyarakat tidak perlu panik, sebab cuaca panas di Indonesia bukanlah heatwave dan akan segera mengalami tren penurunan suhu.
“Suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas dan suhu maksimum harian sudah mulai turun, masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada,” ujar BMKG.
BMKG juga menjelaskan, suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini terpantau berada di dalam kisaran 34 hingga 36 derajat Celsius di beberapa lokasi, Kawula Muda.
Secara klimatologi, variasi suhu maksimum yang berkisar 34 hingga 36 derajat untuk wilayah Indonesia masih dapat dikatakan dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan bahwa Kemenkes turut menyoroti cuaca panas dalam beberapa waktu terakhir, melalui rilisan resmi Kemenkes.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat beberapa dampak kesehatan akibat cuaca panas:
1. Mengalami sakit kepala
2. Mudah marah dan lebih sensitif
3. Mengalami kram otot, merasa mual, hingga muntah
4. Produksi keringat berlebih akibat kenaikan suhu tubuh
5. Mengalami heat exhaustion atau kelelahan berlebihan karena panas dan pusing
6. Mengalami kebingungan atau linglung, baik dalam perkataan atau perbuatan
7. Napas dan irama denyut jantung menjadi lebih cepat
8. Dehidrasi
9. Ruam pada kulit dan kulit terbakar
10. Tekanan darah turun.
Untuk kasus yang parah, WHO bahkan menyebutkan jika dampak dari suhu dan cuaca yang panas bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran atau pingsan, bahkan kejang-kejang, Kawula Muda.
Hal ini dinamakan heat stroke atau kondisi di mana tubuh tidak dapat mengontrol tubuh. Heat stroke yang parah bisa menyebabkan tubuh tidak mengeluarkan keringat, kulit mengering dan panas. Jika tidak ditangani, heat stroke dapat menyebabkan kejang, koma, hingga kematian.
Melalui pernyataan resmi, Kemenkes sudah membuat imbauan cara menghadapi cuaca panas yang tidak biasa, loh.
Kemenkes meminta masyarakat untuk waspada ketika berada di luar ruangan dan tetap menjaga agar tubuh tetap sehat, Kawula Muda.
Simak tips lengkap menghadapi fenomena cuaca panas di Indonesia!
1. Cegah dehidrasi dengan tetap menghidrasi tubuh tanpa menunggu haus
2. Hindari minuman yang mengandung kafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis
3. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar. Pastikan tidak memakai baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
4. Sebisa mungkin berteduh di antara jam 11 pagi-3 siang
5. Gunakan sunscreen atau tabir surya dengan minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
6. Jangan membiarkan orang lain atau diri sendiri berada di dalam kendaraan atau ruang tertutup
7. Sediakan botol semprot air dingin.
Jika muncul gejala yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada tubuh, segera dinginkan tubuh dengan kain atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya. Pastikan penuhi kebutuhan cairan tubuh lo juga ya, Kawula Muda.
Jika pertolongan pertama di atas tidak membuat gejala pada tubuh tidak membaik, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan kesehatan.
Kawula Muda, itulah segala hal yang harus lo ketahui tentang fenomena suhu panas di Indonesia akhir-akhir ini. Tetap waspada dan jaga kesehatan ya, Kawula Muda!