Mengerikan banget, Kawula Muda!
Sekte sesat di Kenya yang sedang ramai dibicarakan telah memakan korban jiwa mencapai 201 orang per Senin, (15/05/2023). Kasus yang dikenal dengan ‘Pembantaian Hutan Shakahola’ atau Sekte Kelaparan Kenya tersebut terus mengalami peningkatan jumlah korban, setelah 22 mayat kembali ditemukan di dalam Hutan Shakahola.
Pihak kepolisian pun meyakini jika mayoritas mayat yang ditemukan di dalam hutan tersebut adalah para pengikut Paul Mackenzie, seorang sopir taksi yang beralih menjadi pendeta Good News International Crunch, sekte sesat yang menghasut para pengikutnya untuk mati kelaparan ‘untuk bertemu Yesus’.
Kabar mengejutkan yang tengah ramai diberitakan di Kenya menyimpulkan fakta jika para korban yang tewas di hutan merupakan para pengikut sekte Good News International Church.
Pemimpin sekte tersebut, Paul Mackenzie, diketahui menjadi ‘dalang’ dari ‘Pembantaian Hutan Shakahola’, Kawula Muda. Paul diketahui memengaruhi para pengikutnya agar tidak makan dan minum untuk waktu yang lama. Hal ini dilakukan karena dianggap sebagai jalan untuk bertemu Yesus.
Kepolisian Kenya mengungkapkan jika sekitar 50 hingga 60 persen korban tewas merupakan anak-anak, Kawula Muda.
Faktanya, anak-anak yang tewas karena kelaparan ini merupakan akibat dari orang tua yang diminta oleh Paul untuk membuat anak-anak kelaparan, sebagai iming-iming bertemu Tuhan.
Setelah anak-anak, korban didominasi oleh perempuan, diikuti dengan korban laki-laki.
Temuan yang mengejutkan ini juga masih meninggalkan beberapa catatan bagi pihak kepolisian, Kawula Muda. Diketahui, meski beberapa orang ditemukan selamat, ratusan orang lainnya masih hilang dan lagi-lagi, korban hilang didominasi oleh anak-anak.
Pada awalnya, pihak kepolisian menerima laporan kehilangan orang dalam jumlah yang banyak, termasuk dari desa-desa di sekitar hutan, Kawula Muda.
Meski Paul Mackenzie sudah menyerahkan diri pada 14 April lalu setelah polisi melakukan penggerebekan, penyelidikan tentang sekte Good News International Crunch masih berlanjut.
Mengutip CNN, Presiden Kenya, William Ruto berjanji akan membongkar jaringan sekte ini, Kawula Muda. Pasalnya, Paul bisa dituntut menggunakan pasal terorisme. Presiden Kenya juga mengungkapkan kasus ini menjadi titik balik pemerintah dalam menangani kasus radikalisme.
Hingga saat ini, pencarian korban juga turut mengikutsertakan LSM The Mombasa, yang mengusulkan proses pencarian korban dengan helikopter, seperti yang dikutip dari The Guardian. Sebab, selain kelaparan yang menjadi penyebab utama kematian, ahli patologi pemerintah, Johansen Oduor mengungkapkan jika beberapa korban, termasuk anak-anak telah dicekik atau dipukuli.
Paul Nthenge Mackenzie, seorang sopir taksi yang kemudian mengaku sebagai pendeta adalah sosok dibalik tewasnya ratusan orang dalam kasus ‘Pembantaian Hutan Shakahola’.
Paul diketahui beralih profesi menjadi seorang pendeta dengan mendirikan Good News International Crunch, pria berusia 50 tahun tersebut mengaku sudah menutup ‘gereja’ yang ia dirikan pada tahun 2003, setelah hampir dua dekade beroperasi.
Meski begitu, BBC melaporkan jika pihaknya masih menemukan ratusan khotbahnya di internet, terutama di YouTube, bahkan setelah Paul mengaku sudah menutup gerejanya.
Dalam video-video khotbahnya yang beredar di internet, Paul kerap mengagungkan tentang akhir zaman, pembebasan roh jahat, hingga video di mana para pengikutnya, yang sering kali perempuan, tampak sedang menggeliat di tanah selagi Paul ‘menyiksa’ iblis yang terdapat dalam diri para pengikutnya.
Tidak hanya itu, para mantan pengikut gereja Paul juga mengaku jika mereka dipaksa untuk berpuasa sebagai bentuk dari kepatuhan.
Banyak perkataan Paul yang mengarah kepada mengorbankan apa yang mereka sayangi, termasuk nyawa mereka.
"Ada orang-orang yang bahkan tidak mau berkhotbah (tentang) Yesus. Mereka mengatakan anak-anak mereka menangis karena lapar, biarkan mereka mati. Apakah ada masalah di sana?” Ujar khotbah Paul seperti yang dikutip dari BBC.
Paul juga mengatakan jika pendidikan formal adalah ajaran setan, karena digunakan untuk memeras uang, Kawula Muda.
"Mereka yang menjual seragam, menulis buku... mereka yang membuat pulpen... segala macam sampah. Mereka menggunakan uang Anda untuk memperkaya diri sendiri, sementara Anda menjadi miskin."
Pada 2017 dan juga 2018, Paul sempat ditangkap karena mendorong anak-anak untuk tidak bersekolah. Dia mengklaim pendidikan ‘tidak diakui dalam Alkitab’.
Paul juga mengecam pendidikan karena mempromosikan homoseksualitas melalui program pendidikan seks, Kawula Muda.
Tidak berhenti sampai di situ, ajaran sesat Paul diketahui sampai dengan mengajarkan kepada para pengikutnya hal-hal yang tidak masuk akal, seperti tidak mencari pertolongan medis, tidak memvaksinasi anak-anak, melarang perempuan mengepang rambut, menggunakan wig, hingga bahaya sains.
Bahkan, Paul mengatakan jika ia sangat skeptis dengan teknologi modern. Pasalnya, secara berulang kali, Paul kerap merujuk pada “Tata Dunia Baru”, sebuah teori konspirasi tentang rencana yang dibuat elite global untuk mewujudkan pemerintahan dunia yang otoriter, menggantikan negara kebangsaan - secara keliru mengklaim bahwa Gereja Katolik, PBB, dan AS berada di belakangnya.
Salah satu anak dari anggota sekte tersebut, Issa Ali, dikutip dari CNN, mengaku pernah dipukul oleh Paul karena mencoba kabur dari Shakahola. Ali mengaku dibawa ibunya pindah ke wilayah tersebut pada tahun 2020.
Ali mengaku terakhir kali melihat ibunya pada Februari lalu dengan kondisi yang sangat lemah.
Menyeramkan sekali, bukan?