Siapa yang sudah belanja di Black Friday?
Black Friday meramaikan minggu keempat bulan November sebagai perayaan diskon besar-besaran. Sebagai salah satu momen yang ditunggu para pencari sale atau diskon promo, apa sebenarnya arti istilah dari Black Friday?
Black Friday dikenal sebagai momen diskon besar-besaran dari barang branded dengan harga atau promo yang sangat menggoda. Momen ini dijadikan konsumen sebagai ajang mendapatkan barang incaran dengan harga miring.
Di Amerika, antrean calon pembeli di momen Black Friday sudah dimulai sejak pagi buta di titik-titik lokasi toko barang branded idaman. Untuk Indonesia sendiri, Black Friday tidak begitu umum sebagai momen diskon dan promo besar. Namun, belakangan ini Black Friday sudah merajalela sampai brand lokal pun ada yang menggunakan momentum ini untuk menarik daya beli pelanggannya.
Istilah Black Friday sendiri terjadi pada hari libur setelah libur Thanksgiving di Amerika Serikat yang biasanya jatuh pada hari Jumat keempat di bulan November, Kawula Muda.
Momen libur ini menjadi waktu yang tepat untuk warga Amerika berburu kebutuhan untuk Natal dari pernak-pernik sampai hadiah Natal yang akan berlangsung pada 25 Desember mendatang.
Seperti yang diketahui, Hari Raya Natal adalah hari perayaan besar yang membutuhkan banyak persiapan, maka dari itu Black Friday menjadi pilihan tepat konsumen berbelanja dengan harga miring atau promo besar yang disediakan penjual.
Melansir dari CNN Indonesia, warna hitam dalam Black Friday dipercayai sebagai penunjuk keuntungan. Meski begitu, tak semua berpendapat demikian.
Secara sejarah, warna hitam diasosiasikan dengan hari-hari tekanan ekonomi dibandingkan dengan hari-hari kesuksesan komersial yang pesat.
Istilah Black Friday muncul pertama kali pada 1869 ketika terjadi kepanikan finansial di Amerika yang dipicu oleh spekulan emas.
Kala itu pemodal Jay Gould dan pengusaha kereta api James Fisk berusaha menyudutkan pasar emas, yang pada akhirnya mengakibatkan kepanikan finansial dan jatuhnya pasar.
Selain itu, Black Friday juga merujuk pada istilah dalam kepolisian untuk menggambarkan betapa buruknya kondisi lalu lintas di Amerika.
Menurut laman Britannica, di tahun 1960an, kepadatan lalu lintas terjadi di Philadelphia karena imbas dari masyarakat yang memenuhi jalanan di kota, banyak masyarakat yang memadati jalanan karena adanya pertandingan sepak bola tahunan antar Angkatan Darat vs Angkatan Laut, hingga terjadi pencurian akibat dari keributan di toko-toko, membuat polisi harus bekerja lebih ekstra.
Soal apa itu Black Friday, David Zyla penulis How to Win at Shopping juga mengungkapkan bahwa momen belanja ini termasuk salah satu yang punya pergeseran makna seiring perjalanannya.
"Black Friday bergabung dengan daftar panjang hari-hari yang memiliki makna baru seiring berjalannya waktu," kata Zyla dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Barbara Khan selaku ahli Marketing di The Wharton School Universitas Pennsylvania menuturkan bahwa ‘Jumat Hitam’ ini sudah berbeda dari sejarah kejadian awalnya.
Kini Black Friday merujuk pada aktivitas belanja dan penawaran diskon besar.
Dilansir dari Detik, sejak 1980an, istilah Black Friday mulai berangsur-angsur berubah ketika para pedagang mulai mengubah narasi ekonomi yang buruk di hari tersebut menjadi keuntungan yang besar.
Istilah Black Friday lantas dimanfaatkan oleh para pedagang atau toko-toko pengecer dan diubah menjadi istilah untuk memberikan penawaran menarik kepada para pelanggannya.
Hal ini memberikan dampak keuntungan besar bagi mereka. Dalam catatan akuntansi tinta merah artinya kerugian sementara tinta hitam artinya keuntungan.
Itulah pengertian dari istilah Black Friday, Kawula Muda. Lo sudah belanja apa hari ini?