Anggota Komisi DPR Ungkap Tak Bangga dengan Kemenangan Timnas Indonesia: Yang Main Bukan Akamsi

Cek alasan lengkap di bawah, kawula muda!

Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji, berkata dia tidak bangga oleh timnas Indonesia karena banyak pemain naturalisasi (republik.co.id)
Thu, 19 Sep 2024


Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji, menyampaikan pandangan yang cukup kritis soal prestasi Timnas Indonesia belakangan ini, Kawula Muda.

Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Kemenpora, Kemenkumham, dan PSSI, terkait proses naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders pada Selasa (17/9/2024).

Meskipun Timnas berhasil meraih beberapa kemenangan, dia mengaku nggak bisa sepenuhnya bangga karena banyak pemain naturalisasi yang memperkuat tim.

Menurutnya, kemenangan ini terasa kurang "murni" karena pemain-pemain yang bertanding bukan berasal dari daerah lokal, melainkan hasil naturalisasi dari negara lain.

“Saya jujur tak terlalu bangga dan tidak euforia dengan kemenangan-kemenangan PSSI (Timnas Indonesia), karena yang main bukan ‘Akamsi’ (anak kampung sini), anak kampung sendiri. Dari komposisi mungkin ya terlalu banyak yang dinaturalisasikan, bahkan hampir satu tim,” kata Nuroji, seperti dikutip melalui siaran di saluran YouTube DPR RI, Rabu (18/9/2024).

Pemain naturalisasi di timnas Indonesia (sudutpandang,id)

Ia menambahkan, meskipun memahami pentingnya strategi naturalisasi untuk meningkatkan kekuatan tim, tetap saja rasanya berbeda jika kemenangan itu diraih oleh pemain-pemain asli Indonesia.

Dia juga menambahkan bahwa meskipun negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan mungkin juga melakukan naturalisasi pemain untuk tim nasional mereka, kedua negara tersebut tidak sebanyak PSSI. 

Nuroji merasa bahwa pendekatan seperti ini tidak memberikan dampak positif jangka panjang pada pengembangan sepak bola di Indonesia. 

Meskipun Nuroji mengaku tidak sepenuhnya bangga dengan banyaknya pemain naturalisasi di Timnas, dia tetap mendukung langkah yang diambil PSSI. 

Dia bilang, naturalisasi boleh saja dilakukan, tapi hanya sebagai taktik jangka pendek untuk membantu perkembangan sepak bola Indonesia. 

"Saya setuju saja [soal strategi naturalisasi], tapi jujur kebanggaan itu bagi saya berkurang karena dari komposisi mungkin terlalu banyak yang dinaturalisasikan, bahkan hampir satu tim," ucapnya.

"Politik ini atau strategi ini saya rasa enggak bisa dilakukan terus menerus dalam jangka panjang sebagai cara untuk mendapat menjadi juara atau cara instan menjadi juara. Mungkin bangsa lain bisa seperti Jepang atau Korea, walaupun ada beberapa orang tapi tidak sebagian besarnya," papar Nuroji.

Menurutnya, langkah ini nggak bisa jadi solusi permanen, dan PSSI harus mencari cara lain untuk membangun Timnas Garuda yang lebih kuat tanpa terlalu bergantung pada pemain naturalisasi.

Di bawah kepelatihan Shin Tae-yong sejak Januari 2020, PSSI telah menaturalisasi 14 pemain keturunan, mulai dari Marc Klok hingga Jens Raven, untuk memperkuat tim. 

Nuroji mengungkapkan bahwa dia tidak mempermasalahkan naturalisasi pemain keturunan Indonesia, seperti Maarten Paes dan Jay Idzes, karena itu merupakan langkah yang wajar.

Sementara itu, Komisi X DPR RI sendiri telah menyetujui pemberian kewarganegaraan untuk dua pemain, Eliano Reijnders dan Mees Hilgers, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi tim nasional. 

Prambors News sekarang bisa didengerin di Spotify, Kawula Muda. Lo bisa search Prambors News di Spotify buat bisa dengerin berita dengan konsep yang beda.

Berita Lainnya