Air tersebut akan didistribusikan untuk warga Jakarta sekitaran Ciliwung
Sungai Ciliwung kini dikabarkan sudah mengalami perubahan mutu air, dan saat ini diklaim berada di level dua.
Sebelumnya Sungai Ciliwung hanya didominasi oleh ikan sapu-sapu, tetapi saat ini beberapa spesies air sungai lainnya sudah terlihat, seperti misalnya ikan baung dan lobster biru.
Lebih dari itu, Perusahaan Umum Daerah atau Perumda PAM Jaya dikabarkan bakal mendistribusikan air langsung minum di Sungai Ciliwung pada 2023 mendatang.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Pelayanan PAM Jaya, Syahrul Hasan mengatakan bahwa air bakunya PAM Jaya akan bersumber dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sungai Ciliwung yang ada di wilayah Jakarta Selatan.
"Jadi warga yang tinggal di kawasan Pancoran dan Pejaten Timur, nantinya air mereka bisa langsung diminum. Insya Allah pada 2023,” ujar Syahrul, seperti dilansir dari Kompas.com (1/8/2022).
Rupanya, ini adalah kali pertama PAM Jaya mengekstraksi air Sungai Ciliwung hingga mencapai 200 liter per detik.
Nantinya, air dari Sungai Ciliwung akan diolah terlebih dahulu, kemudian disalurkan untuk warga di beberapa wilayah, seperti Kelurahan Rawajati, Kelurahan Pancoran, Kelurahan Duren Tiga, Kelurahan Cikoko, dan Pejaten Timur.
Akan tetapi, air yang sudah diolah pun tidak lantas bisa langsung diminum. Air yang berasal dari Sungai Ciliwung tersebut tetap harus dimasak terlebih dahulu baru bisa dikonsumsi.
"Tapi faktanya air ini tidak bisa diminum, tapi jadi air bersih yang dimasak baru diminum,” imbuh Syahrul.
Kendati demikian, Syahrul juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengusahakan agar air yang diolah ini bisa langsung diminum karena menggunakan instalasi pipa baru.
Sebagai tambahan, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 tahun 2020 tentang Persyaratan Kualitas Air, air yang layak langsung minum harus melalui pengolahan dengan standar ketat yang sesuai.