Semoga jangan sampai terjadi ya, Kawula Muda!
Saat ini, ramalan Perang Dunia 3 akan pecah ramai dibicarakan. Sejumlah pengamat menilai perang Rusia dan Ukraina kemungkinan akan memicu perang dunia 3.
Ditambah lagi, melansir CNN, perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak Februari 2022 masih terjadi hingga saat ini. Tidak hanya itu, Ukraina dikabarkan ingin bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menyebabkan sebuah kecemasan.
Pemerintah Moskow cemas ekspansi NATO di Eropa Timur akan mengganggu keamanan mereka.
Diketahui, sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris kerap memasok senjata. Beberapa pihak juga khawatir perang akan semakin besar jika China mengirim senjata mematikan ke Rusia.
19FourtyFive, situs yang merilis artikel para pakar soal pertahanan, keamanan nasional, dan kebijakan luar negeri, menuliskan bila perang dunia 3 pecah, beberapa negara di bawah ini disebut akan menjadi medan perang.
Seperti yang dikutip Business Insider melalui 19FourtyFive, berikut negara-negara yang diduga menjadi medan perang jika perang dunia 3 pecah.
Banyak pihak mengkhawatirkan kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir untuk membombardir Ukraina, meski Rusia membantah hal tersebut.
Presiden Vladimir Putin mengatakan jika Rusia tidak akan menggunakan senjata itu kecuali jika terjadi serangan nuklir terhadap wilayahnya.
Tidak hanya itu, Putin juga menyarankan agar pihak lain tidak menggunakan nuklir untuk menyerang Rusia.
Selama invasi, negara-negara yang tergabung dalam NATO rajin memasok senjata ke Ukraina, seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, dan beberapa negara lainnya. Diketahui, negara-negara tersebut bahkan sempat mengirim anti-tank yang membuat Rusia ‘ketar-ketir’.
Terlebih, kabar anggota NATO akan mengirim jet tempur F-16 juga membuat Rusia marah. Sebab, mereka artinya terlibat perang dan hal ini disebutkan akan memicu perang dunia ketiga melansir CNN.
Konflik China dan Taiwan juga masih terus terjadi. Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan mencatat rekor 16 kapal perang China memasuki perairan Taiwan pada 14-15 Juli melansir CNN.
Permasalahan Taiwan dan China bisa menjadi pemicu perang dunia 3, sebab China menganggap Taiwan adalah bagian dari negaranya, sementara pulau tersebut tidak, Kawula Muda.
Melansir CNBC, Presiden Xi Jinping pun tidak jarang memberi kode akan mempertahankan Taiwan sampai habis.
Meski tindakan China mempertahankan Taiwan yang ingin melepaskan diri bukan tanpa alasan, sejumlah pihak menilai aksi China bisa memicu perang. Pihak Barat bahkan sempat menyebut Taiwan menjadi ‘Ukraina selanjutnya’.
Hal ini juga dikhawatirkan oleh Amerika Serikat akan serangan besar-besaran China.
Perbatasan Himalaya membuat China dan India berkonflik. Kedua negara disebut mengklaim sebagian besar wilayah di perbatasan sepanjang 3.500 km.
Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Narendra Modi belum berhasil menemukan cara untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Melansir CNBC, kedua negara sempat bersengketa skala penuh di 1962 dan melakukan gencatan senjata. Pada tahun 2003, utusan khusus ditugaskan untuk menyelesaikan perselisihan namun hampir satu dekade, perbatasan tetap tidak ditentukan.
Selama beberapa bulan terakhir, terjadi ketegangan antara Seoul, Korea Selatan dan Pyongyang, Korea Utara.
Selama 2022, diketahui Korea Utara kerap melakukan uji coba nuklir. Uji coba tersebut dilakukan dengan menembakkan puluhan rudal ke laut Jepang yang disebut Korea Selatan ‘provokasi’.
Kyle Mizokami, penulis yang fokus di isu pertahanan dan keamanan melansir CNN menyatakan Korea Utara akan memicu perang dunia 3.
Kondisi ini bisa memicu Amerika Serikat dan China terlibat langsung dalam konflik militer jika terjadi kekosongan kekuasaan di Korea Utara.
Hal ini akan menambah panas situasi, ditambah munculnya Amerika Serikat dan Jepang sebagai sekutu dekat Korea Selatan, sedangkan Korea Utara sendiri diketahui di-back up oleh China dan Rusia.
Yunani dan Turki diketahui sedang ‘panas’ dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh perubahan kebijakan luar negeri terkait eksplorasi energi.
"Perselisihan antara Athena dan Ankara mengenai eksplorasi energi di Laut Aegea telah mendorong ketegangan saat ini, meskipun ketidaksepakatan teritorial yang mendasari argumen tersebut telah ada selama beberapa dekade," tulis 19FortyFive.
Meski begitu, Turki merupakan anggota NATO sedangkan Yunani adalah sekutu dekat NATO dan konflik di masa lalu telah membawa keduanya di ambang perang.
Jika Yunani menyerang Turki tak menutup kemungkinan aliansi militer itu bakal terlibat meski belum diketahui apakah sekutu NATO akan secara terbuka menyerang NATO lainnya.
Sedangkan, NATO memiliki prinsip jika negara anggota mereka diserang, mereka akan bertindak.
Semoga ini hanya prediksi dan tidak terjadi ya, Kawula Muda!