Wahai para warga Depok, kalo menurut lo gimana?
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menyangkal hasil riset yang menobatkan Depok sebagai salah satu kota paling tidak toleran. Menurutnya, Depok adalah kota yang damai.
“Saya rasa silakan, menjadi hak mereka untuk melakukan survei apa pun. Tetapi, (sejauh ini) dalam suasana damai di Kota Depok yang saya rasakan dan warga," kata Idris kepada wartawan, Selasa (12/4/2023) seperti dikutip dari Kompas.
"Kami bisa minta statement atau realita dari teman-teman FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), apakah memang ada diskriminasi atau tidak," tambahnya.
Sebelumnya, Setara Institute telah merilis daftar kota paling toleran dan tidak toleran di Indonesia. Pada laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang dirilis pada Kamis (06/04/2023) tersebut, terdapat 94 dan 98 kota Indonesia yang tercantum.
Penilaian pun dilakukan dengan empat variabel, yakni regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindak pemerintah, dan demografi keagamaan.
Hasilnya, Cilegon merupakan kota paling tidak toleran dengan skor akhir 3,227. Sementara itu, Depok menempati posisi kedua kota paling tidak toleran dengan skor 3,610.
Dari perkembangan keempat variabel tersebut, Cilegon dan Depok sama-sama memperoleh skor rendah, yakni 2,0, pada indeks inklusi soal keagamaan.
Hal itulah yang juga diprotes oleh sang wali kota. Idris pun mencontohkan kasus yang dianggap berkaitan dengan skor tersebut, yakni penyegelan masjid Ahmadiyah. Menurutnya, hal itu tidak cocok dikaitkan dengan intoleransi dalam beragama.
"Misalnya penyegelan masjid Ahmadiyah, ini dianggap sebagai sebuah kasus yang intoleran. Ini harus dipertanyakan apakah memang demikian? Karena kami melakukan penyegelan sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ujar Idris.
Terlebih, Idris menyebut penyegelan Masjid tersebut sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menyebut Ahmadiyah sebagai aliran sesat.
"Dari situ kami menjaga. Untuk menjaga mereka, kami segel. Kalau itu dijadikan sebuah bukti intoleran, maka kami pertanyakan.”
Walau begitu, Setara Institute belum kembali memberi konfirmasi apakah kasus itu merupakan salah satu penyebab rendahnya skor tersebut.
Di sisi lain, hasil riset tersebut juga mengurutkan kota paling toleransi di Indonesia. Di posisi teratas, terdapat Singkawang yang memiliki skor 6,583.
Kemudian, urutan tersebut diikuti oleh Salatiga (skor 6,417), Bekasi (skor 6,080), Surakarta (skor 5,883), serta Kediri (5,850).