Katanya tak sesuai dengan protokol pengambilan gambar di Gereja sampai Pendeta Dipecat
Sabrina Carpenter membuat ‘masalah’ dengan Gereja Katolik usai pembuatan video klip “Feather” yang rilis pada 31 Oktober lalu.
Musik video “Feather” yang dirilis pada malam Halloween ini dikabarkan menuai kecaman untuk pihak gereja yang menjadi lokasi syuting musik video tersebut lantaran melanggar aturan pengambilan gambar di Gereja Katolik.
Dikabarkan melalui The New York Times, seorang pendeta yang memegang administrasi di gereja Blessed Virgin Mary Church, Brooklyn, Jamie J. Gigantiello, dibebastugaskan karena mengizinkan Sabrina Carpenter dan timnya melakukan syuting video musik “Feather” di dalam gereja tersebut.
Padahal, hal tersebut tidak boleh dilakukan. Hanya beberapa hari setelah musik video “Feather” tayang di YouTube, Keuskupan Brooklyn menyampaikan pernyataan kepada Catholic News Agency bahwa gereja Blessed Virgin Mary Church tidak mengikuti protokol yang berlaku untuk menyetujui adanya pengambilan gambar untuk film dengan properti gereja.
Musik video “Feather” sendiri terinspirasi dari konsep horor. Dalam beberapa adegan di video musik, ditampilkan Sabrina yang berada dalam gereja abad ke-19 sedang menari di sekitar bangku dan altar dengan gaun tulle hitam serta kerudung penutup kepala.
Diceritakan Sabrina Carpenter bisa ‘membunuh’ para pria yang melakukan aksi yang tak pantas terhadap wanita seperti cat calling dan sebagainya.
Ia pun tampak tak berduka sama sekali ketika melihat pria-pria tersebut jatuh tak sadarkan diri dan malah menari di dalam gereja.
Sementara itu, pihak gereja mengklaim bahwa mengetahui akan ada syuting adegan yang menggunakan gereja tetapi tidak mengetahui bahwa adegan visual yang disajikan ternyata berbeda dengan apa yang disebutkan sebelumnya.
Pihak Gereja Katolik pun masih akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk kasus ini dalam beberapa minggu ke depan, Kawula Muda.