Kawula Muda, setelah album The Sailor yang dirilis tahun lalu, Rich Brian menyapa penggemar dengan EP terbarunya.
Akhirnya, Rich Brian meluncurkan Extended Play (EP) terbarunya yang diberi judul "1999", dan sudah dapat didengar di berbagai platform digital sejak Selasa (25/8/2020).
Menampilkan single utama Love In My Pocket dan Don’t Care, album "1999" menjadi kumpulan lagu pertama Brian sejak merilis album "The Sailor" tahun lalu.
Melalui akun Instagramnya, Brian mengumumkan bahwa "1999" yang menjadi proyek favoritnya sudah keluar dan bisa dinikmati di seluruh platform musik digital.
"1999 EP. OUT NOW EVERYWHERE. LINK IN BIO. I LOVE YOUUUUUU," tulis sang penyanyi dan rapper asal Indonesia itu.
Bersamaan dengan perilisan "1999", Rich Brian juga meluncurkan video musik dari single Love in My Pocket. Berbeda dari versi sebelumnya, MV kali ini punya alur cerita yang utuh.
Anggota boygroup asal Korea Day6, yaitu eaJ, ikut membantu proses remix-nya.
Lagu Love In My Pocket dirilis Brian pada pertengahan Juli 2020. Lagu tersebut bercerita tentang merasakan cinta untuk dunia, perasaan terkuat yang bisa dimiliki seseorang.
Sementara itu, Don't Car 'baru dirilis pada 16 Agustus 2020, lengkap dengan video musiknya. Di single tersebut, Brian menyampaikan agar penggemarnya tidak gampang menyerah dalam menghadapi rintangan hidup dan mencintai diri sendiri apa adanya.
Selain Don’t Care dan Love in My Pocket, ada lima lagu lain yang masuk dalam EP ini yaitu Sometimes, Long Run, When You Come Home, Dead on Arrival (DOA), dan Sins.
Lagu-lagu di EP kali ini membahas berbagai topik pribadi, dari patah hati hingga teman palsu dan terapi yang dialami seorang Rich Brian.
Dalam sebuah episode di Verified By Genius, Brian menjelaskan bagaimana Love In My Pocket membahas perasaannya tentang pandemi Covid-19 yang masih terjadi dan perasaannya selama menjalani karantina.
“Rasanya seperti perjalanan, kamu tahu?” kata Rich Brian.
"Beberapa bulan terakhir ini terasa seperti perjalanan besar dan kita semua seperti, 'Duh, apa yang terjadi, sih!' Pada akhirnya, kita semua cuma dapat menjalani tiap prosesnya secara kolektif layaknya manusia biasa," ujar dia lagi.