cocok banget sih emangg
Siapa sangka lagu debut K-pop dari tahun 2007 bisa berubah jadi simbol perlawanan politik?
'Into the New World', lagu debut Girls’ Generation (SNSD), belakangan ini kembali muncul sebagai anthem aksi demonstrasi di Korea Selatan, Kawula Muda.
Hal ini terjadi setelah Presiden Yoon Suk Yeol ngumumin darurat militer di awal Desember ini, bikin masyarakat semakin kecewa sama kepemimpinannya.
Tanggal 5 Desember, lagu ini dinyanyiin bareng-bareng saat demo lilin yang digelar di tangga Majelis Nasional Seoul.
Para pendemo mengibarkan bendera dan bawa lilin sambil teriak minta presiden mundur.
Beberapa jam kemudian, gema lagu ini terdengar lagi di kampus Universitas Nasional Seoul.
Mahasiswa di sana kumpul ramai-ramai, memprotes kebijakan pemerintah dan menyerukan pelengseran presiden.
Lagu ini jadi semacam simbol persatuan buat mereka yang merasa suara rakyatnya nggak didengar.
Lirik yang awalnya ditulis buat ngasih harapan dan semangat, sekarang punya makna yang jauh lebih dalam.
Kalimat kayak, “Jalan kita yang berat ada di depan mata. Masa depan dan dinding yang tidak diketahui. Saya tidak akan berubah, saya tidak bisa menyerah,” dan “Saya ucapkan selamat tinggal pada kesedihan yang terus berulang di dunia kita” jadi makin relevan, khususnya buat gerakan yang menuntut keadilan dan perubahan besar.
Menariknya ini bukan pertama kalinya lagu 'Into the New World' jadi lagu protes.
Tahun 2016, lagu ini juga jadi simbol perjuangan mahasiswa di Ewha Womans University yang demo menentang rencana universitas mereka.
Waktu itu, mahasiswa marah karena kampus lebih memilih bikin program gelar khusus pekerja tanpa pengalaman kuliah, yang dianggap cuma ngejar keuntungan dibanding nilai pendidikan yang sebenarnya.
Dari sebuah lagu debut yang sederhana, 'Into the New World' kini jadi suara generasi yang nggak takut melawan ketidakadilan.
Prambors News sekarang bisa didengerin di Spotify, Kawula Muda. Lo bisa search Prambors News di Spotify buat bisa dengerin berita dengan konsep yang beda.