Kawula Muda, sudah dengar album terbaru Muse ini?
Muse yang digawangi trio Matt Bellamy, Chris Wolstenholme, dan Dominic Howard meluncurkan album studio kesembilan mereka yang diberi judul “Will Of The People”.
Album ini merupakan ungkapan mereka untuk memproses "waktu yang mengkhawatirkan dan menakutkan" di tengah perang di Ukraina, pandemi virus corona, naiknya otoritarianisme, serta krisis iklim dunia.
“Sebuah pandemi, perang baru di Eropa, protes, dan kerusuhan besar-besaran, upaya pemberontakan, kegoyahan demokrasi Barat, meningkatnya otoritarianisme, kebakaran hutan, dan bencana alam, serta destabilisasi tatanan global, semuanya tergambar dalam album ini,” ungkap vokalis Muse, Matt Bellamy.
“Ini adalah waktu yang mengkhawatirkan dan menakutkan bagi kita semua dunia barat dan dunia yang telah lama membuai kita, benar-benar terancam. Album ini adalah navigasi pribadi melalui ketakutan dan persiapan untuk apa yang akan terjadi selanjutnya,” ungkap Bellamy lebih jauh mengenai album “Will Of The People”.
Single kedua Compliance mulai masuk tangga lagu dengan memasukkan pengaruh synth-pop retro 1980-an dan juga electronic funk ala Daft Punk, namun tetap mengedepankan musik rock ala Muse.
Untuk video musiknya, lagu ini ditangani oleh sutradara Jeremy Durand dan mengambil lokasi syuting di Polandia setelah sebelumnya single Won't Stand Down rilis pada Januari.
Lagu Compliance adalah tentang tunduk pada aturan otoriter dan meyakini sesuatu yang tidak benar untuk bisa diterima di dalam grup.
“Geng, pemerintah, para demagog, algoritme media sosial dan agama merayu kita selama masa-masa rentan. Menciptakan aturan yang sewenang-wenang dan ide untuk kita patuhi. Mereka menjual mitos yang menghibur. Memberi tahu kita bahwa hanya mereka yang dapat menjelaskan realitas sekaligus mengurangi kebebasan, otonomi, dan pemikiran independen kita," kata Bellamy mengenai pandangan politiknya dalam album Muse terbaru.
Album ini rencananya akan rilis pada 26 Agustus mendatang di bawah label Warner Records.