Kawula Muda, bagaimana menurut kamu tentang perseteruan ini?
Perseteruan antara Taylor Swift dengan pentolan band Blur dan Gorillaz, Damon Albarn, sedang menjadi topik pembicaraan hangat di dunia musik akhir-akhir ini. Bahkan, banyak musisi yang turun untuk membela Taylor terkait masalah ini.
Sebenarnya, bagaimanakah kronologinya?
Semua berawal dari wawancara Damon Albarn bersama The Los Angeles Times (LA Times) yang dipublikasikan pada 23 Januari 2022. Dalam pernyataannya, Damon menyebut bahwa Taylor tidak menulis lagunya sendiri. Tak hanya itu, ia kemudian membandingkannya dengan Billie Eilish.
“Kalian bisa tahu apakah lagu-lagu itu bagus atau populer karena suara dan attitude-nya,” kata musisi asal Inggris itu.
Pewawancara lalu menanggapi komentar tersebut dengan menanyakan, “Apakah menurutmu banyak musisi modern yang mengedepankan suara dan attitude?”
"Sebutkan satu nama yang tidak (seperti itu)?” jawab Damon, yang kemudian dibalas oleh pewawancara, “Dia mungkin bukan seleramu, tapi Taylor Swift adalah penulis lagu yang luar biasa.”
Alih-alih setuju dengan pendapat sang pewawancara, Damon justru memberikan tanggapan sebaliknya.
“Dia (Taylor) tidak menulis lagunya sendiri,” ujarnya.
Pewawancara berusaha meyakinkan pada Damon bahwa Taylor menulis lagunya sendiri, “Tentu saja dia menulisnya sendiri. Dia co-write beberapa lagunya.”
Namun, Damon bersikukuh dengan pendapatnya dengan mengatakan, “Itu tidak masuk hitungan. Aku tahu apa itu co-writing. Co-writing itu sangat berbeda dengan writing. Aku tidak membenci siapa pun, Aku hanya mengatakan bahwa ada perbedaan besar antara songwriter (murni) dan songwriter yang melakukan co-write. Bukan berarti hasilnya tidak bagus.”
“Ada kok beberapa penyanyi hebat, seperti Ella Fitzgerald, dia tidak pernah menulis lagu dalam hidupnya. Menurutku, aku adalah orang yang tradisionalis dalam hal ini.”
“Penulis lagu yang sangat menarik adalah Billie Eilish dan kakaknya (Finneas). Aku lebih tertarik pada mereka daripada Taylor Swift. Mereka lebih dark, tidak begitu endlessly upbeat. Jauh lebih minor dan odd. Menurutku, dia (Billie) istimewa,” lanjutnya.
Menanggapi hal ini, Taylor turun langsung ke media sosial Twitter untuk meluapkan kekecewaannya. Pelantun Love Story itu tak menyangka bahwa orang yang selama ini diidolakannya justru mendiskreditkan penulisan lagunya.
“Damon Albarn, aku adalah penggemar beratmu sampai aku mengetahui semua ini. Aku menulis SEMUA laguku sendiri. Penyataan pedasmu sepenuhnya salah dan SANGAT menyakitkan. Kamu tidak harus menyukai lagu-laguku, tapi ini sungguh parah dalam mengadili dan mendiskreditkan penulisan laguku. WOW,” tulis Taylor dalam cuitannya pada Senin (24/01/2022).
Sejumlah musisi lain ikut turun ke media sosial untuk membela Taylor. Salah satunya Jack Antonoff, yang telah menjadi kolaborator langganan Taylor.
“Aku belum pernah bertemu Damon Albarn dan dia belum pernah datang ke studioku. Tapi, sepertinya dia lebih banyak tahu tentang semua lagu yang ditulis dan dibawakan Taylor daripada kami,” tulis pria berusia 37 itu di Twitter.
“Kalau kamu di sana (studio), maka itu keren. Jika tidak, mungkin (sebaiknya) tutup mulut” lanjutnya.
Aaron Dessner yang juga merupakan kolaborator Taylor untuk album “Folklore” dan “Evermore” pun tak ketinggalan menanggapi hal ini.
“Aku tidak mengerti kenapa kamu, Damon Albarn, berusaha mendiskreditkan songwriting Taylor yang brilian. Tapi, sebagai seseorang yang telah membuat rekaman bersama Taylor, pernyataanmu itu sangat jauh dari kebenaran. Kamu jelas tidak paham sama sekali tentang writing Taylor yang sebenarnya dan proses kerjanya,” kata pentolan band The National dan Bid Reg Machine itu.
Selain Jack dan Aaron, musisi lain seperti The Anchoress, Maisie Peters, The Subways, hingga Jedwards juga ikut menyuarakan dukungan mereka untuk Taylor.
Tak lama setelah masalah ini mencuat, Damon Albarn, membalas cuitan Taylor untuk mengklarifikasi pernyataannya sekaligus meminta maaf.
“Aku sangat setuju denganmu. Aku mengobrol (dengan LA Times) tentang songwriting dan sayangnya (pembicaraan) itu dikurangi untuk clickbait. Aku mohon maaf setulus-tulusnya. Hal terakhir yang aku ingin sampaikan adalah aku tidak bermaksud mendiskreditkan songwriting-mu. Aku harap kamu mengerti,” Damon mengomentari tweet Taylor.
Warganet ikut berkomentar tentang hal ini. Sebagian besar di antara mereka menganggap klarifikasi Damon tidak masuk akal dan terkesan blunder. Apalagi, LA Times dalam publikasinya telah menuliskan detail script pembicaraan antara Damon dan pewawancara, sehingga pembaca bisa mengetahui setiap kata yang diucapkan Damon tanpa dipotong.
Terlebih, ini bukan kali pertama Damon bermasalah dengan musisi lain. Pada 2015, Adele juga pernah dibuat kecewa setelah Damon mengatainya sebagai orang yang “insecure”.
“Jangan menyalahkan jurnalis untuk pernyataanmu yang misoginis,” seorang pengguna Twitter mengomentari.
“Aneh, bilangnya minta maaf di tweet ini tapi tetap tidak ada pernyataan ‘I’m sorry’. Kamu juga menyalahkan shifting dengan mengatakan bahwa itu ‘dikurangi untuk clickbait’. Pernyataan tentang Taylor adalah kutipan langsung dari KAMU. Tanggapan yang memalukan,” tulis pengguna lain.
“Gaya ‘minta maaf’ yang paling aku benci adalah mengatakan sesuatu kepada reporter dalam wawancara yang sudah kamu setujui, mengutip apa yang kamu katakan, lalu menyalahkan reporter karena menulis apa yang kamu katakan,” bunyi komentar lainnya.
“Jadi, kamu sudah melakukan hal semacam ini sejak 2015. (Menyampaikan) permintaan maaf palsu setelah semuanya tidak bisa kamu kendalikan,” pengguna lain menyinggung soal kasusnya dengan Adele.