Dangdut Koplo tak pernah salah, kecuali untuk Raja Dangdut
Di tengah ramainya kegemaran masyarakat terhadap musik dangdut dengan tempo yang lebih cepat disertai hentakkan kendang yang menjadi salah satu highlight dalam musiknya, dangdut koplo justru ditolak oleh Raja Dangdut, Rhoma Irama.
Rhoma Irama, yang kita kenal sebagai Raja Dangdut ternyata menolak karya-karyanya dijadikan dangdut koplo dengan alasan dangdut koplo bisa merusak karyanya.
Rhoma Irama sebagai legenda musik dangdut tanah air ternyata memiliki sikap yang cukup tegas terhadap orang-orang yang berurusan dengan karya-karyanya. Rhoma Irama atau akrab disapa “Bang Haji” tidak mudah dan asal-asalan dalam memberi izin kepada siapa pun untuk mendaur ulang karyanya. Dia beralasan bahwa ketegasannya ini tumbuh seiring dengan banyaknya kasus pembajakan.
Perihal dangdut koplo sendiri di mata Rhoma Irama merupakan jenis musik yang erat dengan kesan sensual serta erotis sehingga ia merasa jenis dangdut seperti itu tidak sesuai dengan karya-karyanya.
Rhoma juga merasa bahwa dangdut koplo bisa mengubah esensi dari lagu-lagu yang didaur ulang dan ia tak ingin hal itu terjadi pada karya-karyanya. Menurut Rhoma Irama, aliran musik dangdut koplo itu adalah jenis musik yang asal “happy-happy” saja. Alasan inilah yang menjadikan Rhoma Irama menolak karya-karyanya dijadikan dangdut koplo karena dikhawatirkan akan merusak esensi lagunya.
Rhoma yang pernah membela dangdut sampai berselisih dengan Benny Soebardja, gitaris band rock era 70-an, Giant Step karena Benny menyebut dangdut musik kampung pun sebenarnya pernah mengatakan bahwa ia tidak menganggap musik koplo sebagai musik dangdut karena dinilai terlalu kotor dan jorok.
Rhoma menilai bahwa keidentikan koplo dengan goyangan eksotis dari para biduannya adalah salah satu aspek yang merusak moral bangsa. Dilansir dari Kompas, pada Musyawarah Nasional PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia) yang ketiga, Rhoma sebagai ketua umum merasa perlu mengubah stigma dangdut yang dikenal jorok karena adanya kata koplo.
“Kami ingin mengubah stigma dangdut yang selama ini dikenal jorok karena istilah koplo yang menumpang dan menjadi benalu di belakang nama musik dangdut” jelas Rhoma Irama saat itu.
Bentuk ketegasan Rhoma dalam menolak karya-karyanya didaur ulang dengan dijadikan koplo adalah dirinya siap menempuh jalur hukum jika ada yang berani mendaur ulang atau memasukkan unsur koplo ke dalam karya atau lagu-lagunya tanpa ada persetujuan dan izin darinya langsung.