Kawula Muda, Keisya sampai harus menemui psikolog untuk sembuhkan rasa traumanya.
Keisya Levronka sering kali menerima hujatan karena kerap gagal menyanyikan nada tinggi untuk lagunya yang berjudul Tak Ingin Usai.
Melalui program Curhat Bang di kanal YouTube milik Denny Sumargo, Keisya mengungkap alasan sebenarnya kenapa dia sering gagal mencapai nada tinggi di lagu miliknya tersebut.
Menurut penyanyi jebolan Indonesian Idol Season 10 ini, sebelumnya ia tidak ada pengalaman tampil di panggung besar. Pertama kali dia tampil di panggung besar adalah pada saat ia mengikuti Indonesian Idol.
Setelah itu, pandemi Covid-19 membuat Keisya tidak banyak tampil menyanyi dan lebih sering syuting drama. Ketika akhirnya ia merilis Tak Ingin Usai yang langsung meledak di pasaran, padahal lagu tersebut memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
“Jadinya nervous. Aduh, dua tahun enggak nyanyi, sekalinya nyanyi lagunya seberat ini yang aku enggak pernah nyanyi high note sebelumnya. Aku setiap latihan satu kali dua kali check sound selalu aman tapi ketika live beda,” katanya.
Keisya juga tidak merasa sakit hati ketika banyak orang merundung dirinya karena gagal dalam membawakan nada tinggi di lagunya.
“Enggak (sakit hati) karena itu fakta. Aku akan sakit hati ketika aku nyanyinya berhasil tapi orang bilangnya enggak berhasil, itu udah enggak sesuai? Karena pada saat itu belum dapat nadanya, ya enggak apa-apa, deserve walaupun no one deserve untuk di bully ya. Ya aku ngerasa emang aku yang salah.”
Penyanyi yang baru saja memenangi penghargaan Anugerah Industri Muzik Malaysia 2022 ini awalnya merasa dia hanya soft fals, karena pada saat itu dia tidak memakai ear monitor sehingga tidak terdengar jelas nadanya.
Tapi setelah melihat video kesalahannya saat menyanyi, barulah ia sadar.
“Setelah sadar, ternyata separah ini kayak ya udah enggak apa-apa. Ya itu live,” kata Keisya.
Sejak sering gagal dan dihujat, Keisya akhirnya memilih untuk belajar vokal dan melatih suaranya. Keisya mengaku ketika latihan, dia bisa mencapai nada tersebut, bahkan nada yang lebih tinggi dari nada aslinya Keisya masih mampu menyanyikannya.
“Setelah fals-fals itu aku ambil les kan, professionally sama orang-orang di bidangnya tiap latihan, nadanya dinaikin setengahnya, lebih tinggi dari nada asli, itu aman,” jelasnya.
Keisya juga mengatakan bahwa ia juga pernah mencapai nada tinggi di lagunya tesrsebut namun tidak pernah mendapatkan pujian dari netizen.
“Sebenarnya ada yang dapat (nada) juga tapi enggak rame. Jadi ketika aku berhasil nih, yang muji-muji enggak ada coy. Ketika mendapatkan penghargaan, orang yang muji enggak ada. Sewajarnya manusia kan, melihat titik hitam di atas kertas,” curhat Keisya Levronka pada Denny Sumargo.
Karena sering tidak mendapatkan pujian dan selalu menerima hujatan ketika gagal, Keisya sampai harus memutuskan untuk berkonsultasi ke psikolog untuk mengatasi hal tersebut.
“Aku ke psikolog kemarin, itu pertama kali. Aku enggak pernah ke psikolog karena aku enggak apa-apa. Ke psikolog bukan hal yang salah kan?” kata Keisya.
Dari psikolog, penyanyi kelahiran 2003 itu dikatakan telah mengalami trauma karena bertemu dengan orang baru. Dia juga dinilai mengalami masalah kalau bertemu banyak orang.
“Ternyata ini jatuhnya trauma karena baru ketemu orang kan, tapi tiap nyanyi ketika orangnya dikit aku enggak apa-apa, aku tenang. Ketika ketemu orang banyak, karena aku baca asumsi-asumsi mereka, komen mereka jadi kebawa ke alam bawah sadar akhirnya dikasih tipsnya,” lanjut Keisya.
Penyanyi asal Malang ini lalu mengatakan bahwa awalnya dia tidak merasa ketakutan ketika bertemu dengan orang baru dan banyak orang. Sekaranag jika bertemu dengan banyak, ia merasa sangat ketakutan.
“Dan ketika ketemu orang banyak, aku bener-bener gemeter, orang-orang lihatnya oh iya fokus, tapi di dalam aku deg-degan,” ujarnya.
Kini, Keisya tengah menjalankan cara yang diberikan oleh psikolognya agar bisa menenangkan diri saat tampil di depan banyak orang.
“Dia kasih aku kayak relaksasi tiap mau tidur,” ungkap Keisya.