Hai Kawula Muda, kesehatan tetap yang utama ya guys!
Sesuai jadwal yang telah direncanakan, band metal asal Garut, Jawa Barat, Indonesia, Voice of Baceprot (VoB) saat ini tengah menggelar tur Eropa mereka “Fight Dream Believe”.
Band beranggotakan tiga personel perempuan yang sudah berteman sejak SMP, yakni Firda Kurnia alias Masya (vokalis dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drum) itu pun telah sukses menggelar konser pertamanya di Patronaat Haarlem, Belada, Minggu (28/11/2021).
Namun, kabar kurang mengenakan datang lantaran beberapa konser terpaksa harus dibatalkan. Melalui unggahan di akun media sosial, Voice of Baceprot mengumumkan bahwa dua konser di Belanda batal digelar.
Konser yang gagal digelar tersebut sebelumnya dijadwalkan akan dilaksanakan di Kota Nijmegen dan Groningen pada 30 November dan 1 Desember 2021.
Konser dibatalkan lantaran adanya pembatasan kegiatan karena varian baru virus corona.
“Sangat sedih mengumumkan bahwa pertunjukan kami di @doornroosjenl, Nijmegen pada 30 November dan @veragroningen di Groningen pada 1 Desember harus dibatalkan karena pembatasan Covid-19 baru di Belanda,” tulis VoB, Senin (29/11/2021).
Walau dua konser di tur Eropa pertama ini gagal digelar, VoB berharap mereka memiliki kesempatan lain untuk bertemu penggemar di sana.
“Semoga kami masih bisa melihat kalian di pertunjukan kami yang lain di tur,” tulisnya lagi.
Meski batal dalam 2 konsernya, dalam rangkaian tur Eropa “Fight Dream Believe”, VoB masih memiliki lima konser yang harus disiapkan.
Konser selanjutnya akan digelar di Brussels (Berlin) pada 2 Desember, Rennes (Prancis) 4 Desember, Arlon (Berlin) 8 Desember, Monthbeliard (Prancis) 9 Desember , dan di Geneve (Switzerlan) pada 10 Desember 2021.
VoB merupakan salah satu grup band metal Tanah Air yang lantang menyuarakan isu sosial. Nama “Baceprot” memiliki arti bawel atau cerewet dalam bahasa Sunda.
Band VoB awalnya mulai dikenal lewat YouTube karena menampilkan cover lagu milik Rage Agains The Machine pada 2015 hingga Slipknot.
VoB dikenal dengan lagu-lagu mengandung kritik sosial seperti School of Revoltion, Kentut RUUP, hingga Perempuan yang Merdeka Seutuhnya.