Kawula Muda, Mario & Eda udah nanyain beberapa pertanyaan dari kalian nih
Kawula Muda, siapa nih yang udah nungguin interview eksklusif Mario dan Eda dengan Guy Berryman (bass) dan Will Champion (drum), Coldplay?
Interview itu dibuka dengan pertanyaan yang datang dari Eda, "Will, apa hal yang kamu baru ketahui dari seorang Guy, saat proses pembuatan lagu Higher Power maupun saat perilisan?"
Will pun membeberkan bahwa dirinya sudah menebak kalau Guy cocok menjadi pebisnis. Namun, dia baru mendapatkan jawabannya baru-baru ini. Bagi Will, Guy adalah seorang fashion designer, pebisnis, sekaligus pemain bass yang hebat.
Guy juga merasa bahwa Will merupakan orang yang tahu betul soal restoran di London dan juga minuman wine. Mulai dari merasakan wine, minum wine, hingga membeli wine.
Will pun berjanji jika nantinya Coldplay berkunjung ke Indonesia, dirinya akan memilih wine terenak untuk Mario dan Eda, dan Mario dan Eda akan memilih restoran yang harus mereka coba.
Selanjutnya, Mario dan Eda juga menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan yang datang dari Kawula Muda.
"Apa benar Chris Martin takut dengan Will?"
Will tertawa dan terlihat tidak terkejut dengan pertanyaan itu. Will menjelaskan bahwa dirinya memang sangat serius ketika ditanya soal pendapat maupun ide. Will juga mengaku sering tak setuju dengan ide-ide yang didiskusikan. Hal inilah yang membuat dirinya terlihat berbeda dengan personil lainnya.
Will mengungkapkan bahwa dirinya mau memberikan yang terbaik untuk teman-temannya dan band Coldplay itu sendiri.
"...and that I want to say sorry to him," tambah Will.
Mario pun penasaran bagaimana reaksi Will ketika Chris memberikan demo Higher Power kepada dirinya. Will mengatakan bahwa lagu ini sangat berbeda. Dirinya sangat senang ketika pertama kali mendengar lagunya, dan mengacungkan dua jempol saat Chris memainkannya. Will percaya bahwa lagu Higher Power akan menjadi lagu yang fantastis nantinya.
Tak sedikit juga yang bertanya soal bagaimana Coldplay bisa sukses dan memiliki chemistry yang bagus dengan setiap personilnya selama 25 tahun.
Guy menjelaskan bahwa sebelum membentuk band Coldplay, mereka memang sudah berteman sejak lama. Itulah mengapa mereka tak sulit untuk membangun chemistry antar personil.
Menurutnya, banyak sekali band yang terbentuk atas dasar kebutuhan. Tak heran jika di tengah jalan mereka bisa berubah haluan dan tak menunjukkan ketertarikan lagi antar sesamanya.
"Memelihara pertemanan juga sama pentingnya dengan kita membutuhkan latihan untuk memainkan instrumen kita masing-masing. Kamu harus memastikan bahwa masing-masing kebutuhan mereka sudah terpenuhi supaya mereka bisa senang dalam segala hal," tambah Guy.
Lebih dari 25 tahun mereka bersama, Guy mengaku bahwa dirinya bisa mengenali perasaan masing-masing personil, sehingga tak ada lagi halangan untuk mereka bisa berekspresi dan berpendapat. Mereka pun sangat bersyukur bisa mendapatkan keuntungan itu.
Wah, tak heran ya Coldplay bisa menjadi band yang sukses dengan chemistry-nya.
Ditunggu, ya, Coldplay, kedatangannya ke Indonesia ketika semuanya sudah pulih!